
MALANG POST – Tingkat perburuan hingga kesejahteraan hewan yang ada di Malang Raya, dipastikan aman. Karena kategorinya masih sedang, dengan mayoritas buruan jenis hewan aves.
Penegasan itu disampaikan Penyuluh Kehutanan Ahli Muda pada Seksi KSDA Wilayah VI Probolinggo Balai Besar KSDA Jawa Timur, Veve Ivana Pramesti, saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Sabtu (4/10/2025).
Kemudian untuk kesejahteraan hewan di kebun binatang atau tempat konservasi, sebutnya, juga selalu mendapat evaluasi rutin dari KSDA.
Mulai dari memastikan sarana prasarana yang ada sesuai dengan habitat asli hewan tersebut. Hingga laporan per triwulan mengenai perkembangan kebun binatang. Meliputi angka kelahiran serta kematian ke KSDA.
“Kalau untuk tantangan yang dihadapi KSDA wilayah Malang, adalah konflik satwa dengan masyarakat. Seperti satwa masuk ke perkampungan. Meliputi ular dan monyet ekor panjang atau makaka,” katanya.
Sedangkan perwakilan ‘pengguna’ hewan dari Jatim Park 2 dan Secret zoo, drh. Prista Dwi Restanti, menyebut pihaknya berkomitmen menerapkan standar kesejahteraan satwa five domain. Meliputi keterjagaan nutrisi, lingkungan, kesehatan fisik dan perilaku serta status mental dari satwa.
“Melalui indikator five domain ini, dipastikan kondisi kandang bakal menyesuaikan dengan habitat asli dan perilaku satwa tersebut. Lalu pemberian pakan yang sesuai kebutuhan, diikuti dengan medical check up rutin tahunan,” jelasnya.
Kedepannya, Prista bersama tim memastikan bakal terus melakukan inovasi. Salah satunya dengan renovasi untuk upgrade kandang satwa. Serta meningkatkan program breeding di zoo, untuk mengembangbiakkan hewan dengan tujuan memperbaiki kualitas dan produksi populasi.
Sementara itu, Praktisi & Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya – Dr. drh. Albiruni Haryo, M.Sc, AP.Vet, menekankan, masyarakat perlu paham dengan tujuan adanya kebun binatang.
Yaitu sebagai tempat konservasi hingga wadah meningkatkan populasi untuk keberlanjutan, edukasi publik, serta membantu mempersiapkan mahasiswa yang mengambil disiplin di kedokteran hewan.
Dokter Albiruni menjelaskan, masih banyak persepsi negatif masyarakat tentang kebun binatang. Maka dari itu, pihak penyelenggara juga harus menjaga kesejahteraan satwa, untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
“Terkadang banyak pengunjung yang kecewa saat berkunjung ke kebun binatang, lantaran hewan yang ingin dilihat sedang tidur.”
“Padahal memang aturannya beberapa jenis hewan memerlukan tidur lebih lama dan tidak boleh ada paksaan untuk berinteraksi dengan manusia terlalu intens, untuk mempertimbangkan kenyamanan hewan melalui standarisasi khusus,” jelasnya. (Yolanda Oktaviani/Ra Indrata)