
MALANG POST – Bau menyengat dan gunungan sampah biasanya identik dengan tempat pembuangan. Tapi suasana berbeda terasa di TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) Dusun Santrean, Desa Sumberejo.
Area yang biasanya dianggap “kumuh” itu justru tampak bersih, tertib dan asri. Pemandangan inilah yang membuat Wali Kota Batu Nurochman bersama Wawali Heli Suyanto kagum saat berkunjung ke sana dan melihat langsung proses pengelolaan sampah berbasis masyarakat itu.
Begitu masuk ke area TPS3R, Wali Kota Nurochman mengaku kagum karena pengolahan sampah di Santrean berjalan rapi dan tertib. Tidak ada bau menyengat, tidak ada pula gunungan sampah yang biasanya menjadi pemandangan lazim di tempat sejenis.
“Alhamdulillah, di sini pengelolaan sampahnya sudah sangat baik. Lingkungan tetap bersih, tertib dan tidak menimbulkan gangguan. Ini bisa jadi contoh bagi TPS3R lain di Kota Batu,” tutur Cak Nur, Minggu (21/9/2025).
Menurutnya, kunci keberhasilan TPS3R Santrean terletak pada keterlibatan warga. Sampah dipilah sejak dari rumah, kemudian diproses hingga memiliki nilai guna. Sampah organik bisa diolah jadi kompos, sementara sampah nonorganik dipilah kembali agar tidak terbuang percuma.

“Kami ingin budaya pilah sampah ini benar-benar menjadi kebiasaan, bukan sekadar program sesaat. Kalau masyarakat terbiasa, hasilnya akan sangat terasa bagi lingkungan,” tambahnya.
Kunjungan itu tidak hanya sebatas inspeksi. Pemkot Batu juga memberikan bantuan paket sembako kepada para petugas TPS3R. Sebuah bentuk apresiasi kecil untuk kerja besar mereka dalam menjaga kebersihan Kota Wisata.
Momen tersebut terasa semakin spesial karena bertepatan dengan peringatan World Cleanup Day (WCD) 2025. Dengan tema “Be Hero for Zero Waste, Menuju Indonesia Bersih 2029”, ajakan hidup ramah lingkungan pun semakin digelorakan.
Cak Nur menegaskan, WCD harus dijadikan momentum untuk menumbuhkan kesadaran kolektif. “Gerakan ini jangan hanya berlangsung sehari atau dua hari. Harus jadi budaya warga Kota Batu. Mulai dari rumah, kurangi plastik sekali pakai, manfaatkan sampah organik, dan pilah sampah sebelum dibuang,” ujarnya.
Dengan konsep gotong royong dan semangat warga, Pemkot Batu optimistis bisa memperluas keberhasilan TPS3R Santrean ke wilayah lain. “Harapannya, Kota Batu tidak hanya dikenal indah karena alamnya, tetapi juga karena warganya yang disiplin menjaga kebersihan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)