
MALANG POST – Kota Batu selama ini lekat dengan julukan kota wisata. Udara sejuk, destinasi liburan dan geliat ekonomi kreatif jadi identitasnya. Namun, Wali Kota Batu Nurochman ingin menambahkan satu identitas baru, yakni sport tourism dan kota pencetak atlet berprestasi.
Caranya, dengan menyiapkan fasilitas olahraga yang mumpuni. Tidak tanggung-tanggung, Pemkot Batu sudah merancang agenda besar. Tahun 2026, Stadion Gelora Brantas akan direnovasi total. Setahun berikutnya, 2027, giliran Sport Center baru akan berdiri megah di Kota Batu.
“Kalau ingin atlet kita juara, fasilitas latihannya juga harus juara. Tidak bisa hanya mengandalkan semangat saja. Harus ada tempat terbaik untuk mengasah kemampuan mereka,” ujar Cak Nur, Jumat (19/9/2025).
Stadion Gelora Brantas selama ini memang jadi ikon olahraga di Kota Batu. Namun, kondisinya dinilai belum cukup representatif untuk mendukung pembinaan jangka panjang. Karena itu, renovasi besar akan dilakukan.
Renovasi tidak hanya memperbaiki tribun atau lapangan. Stadion bakal disiapkan jadi venue multifungsi yang bisa menampung berbagai cabang olahraga sekaligus. Mulai dari sepak bola hingga atletik.
“Stadion itu harus jadi rumah bersama bagi atlet dan masyarakat. Bisa dipakai latihan, kompetisi, atau event besar. Jadi benar-benar hidup,” tegasnya.
Tak berhenti di Stadion Brantas, Cak Nur menyiapkan Sport Center Kota Batu yang dijadwalkan mulai dibangun 2027. Fasilitas olahraga modern ini dirancang serba lengkap.

REVITALISASI: Stadion Brantas Kota Batu rencananya akan direvitalisasi pada tahun 2026 mendatang, setahun berselang akan dibangun sport center. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Di dalamnya akan ada gedung olahraga indoor untuk cabang bulutangkis, voli, basket, futsal, hingga bela diri. Tak ketinggalan, arena fitness, kolam renang standar nasional hingga ruang serbaguna untuk kegiatan pembinaan atlet.
“Sport Center ini bukan proyek pendek. Kita siapkan untuk jangka panjang. Jadi, atlet Kota Batu bisa bersaing di level regional, nasional, bahkan internasional,” terang Cak Nur.
Menurut Cak Nur, pembangunan fasilitas olahraga ini bukan sekadar proyek infrastruktur. Lebih dari itu, ini tahapan penting untuk memastikan pembinaan atlet berjalan berkesinambungan.
Dari pembinaan usia dini, fasilitas latihan harian, hingga venue pertandingan, semuanya harus tersedia. Dengan tahapan jelas, regenerasi atlet pun bisa berjalan mulus. “Kalau fasilitasnya lengkap, anak-anak kita akan lebih bersemangat berlatih. Semangat itu yang akan melahirkan juara,” tambahnya.
Menurutnya, Kota Batu tidak boleh hanya dikenal dengan wisata alam dan hiburannya. Kota ini juga harus punya nama besar di dunia olahraga. Dengan stadion yang direnovasi dan Sport Center yang modern, ia yakin Kota Batu bisa jadi salah satu daerah penyumbang atlet andalan Jawa Timur bahkan Indonesia.
“Kita ingin ada identitas baru. Wisatanya tetap jalan, tapi prestasi atletnya juga harus naik. Kota Batu bisa jadi kota wisata sekaligus kota atlet,” ungkapnya.
Cak Nur juga menegaskan, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. KONI, pelatih, klub, sekolah, hingga masyarakat harus ikut terlibat. Karena keberhasilan pembinaan atlet tidak hanya ditentukan oleh fasilitas, tapi juga sinergi semua pihak.
“Target juara itu harus didukung dengan fasilitas, pelatih, dan pembinaan. Pemerintah hadir dengan fasilitas, KONI hadir dengan pembinaan dan masyarakat hadir dengan dukungan moral,” jelasnya.
Ia menyampaikan, olahraga bukan hanya soal medali, tapi juga soal membangun mental, kesehatan dan kebanggaan. (Ananto Wibowo)