
MALANG POST – Sektor pertanian di Indonesia kini punya harapan baru. Melalui Program Petani Muda Berjaya (PMB) di Kota Batu. Program ini dirancang khusus untuk melahirkan generasi muda yang tak hanya paham cara menanam, tapi juga piawai mengelola bisnis pertanian dengan sentuhan teknologi dan inovasi.
PMB lahir dari inisiatif Komite Ekonomi Kreatif Kota Batu. Peluncurannya dikemas dalam Petani Muda Berjaya Fest Season II. Wali Kota Batu Nurochman bersama Wakil Wali Kota Heli Suyanto hadir langsung untuk melepas semangat baru di sektor pertanian tersebut.
“Pertanian hari ini tidak lagi identik dengan cangkul dan sawah. Pertanian adalah inovasi, teknologi dan keberanian membangun ekosistem berkelanjutan,” tegas Cak Nur, Rabu (17/9/2025).
Menurutnya, hadirnya program PMB bisa menjadi momentum penting untuk mengembalikan gairah anak muda Kota Batu pada dunia pertanian.
Program ini bukan sekadar lomba. PMB dirancang sebagai kompetisi sekaligus inkubasi bagi anak muda yang berkecimpung di sektor pertanian, peternakan, perikanan, hingga perkebunan.
Dari target 1.000 pendaftar, panitia akan memilih 100 petani muda terbaik. Mereka akan mengikuti pembinaan intensif selama sebulan. Setelah itu, sembilan finalis berhak tampil dalam Showcasing & Awarding untuk menentukan siapa yang paling berpotensi menjadi role model petani muda masa depan.

PANEN CABAI: Wali Kota Batu, Nurochman bersama Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto saat memanen cabai hasil pertanian Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Menariknya, peserta tak hanya mendapat ilmu teknis soal pertanian. Mereka juga diberi pendampingan bisnis, akses pasar, sertifikasi, hingga peluang beasiswa.
Bahkan, kesempatan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder terbuka lebar. Dengan begitu, output-nya bukan sekadar petani produktif, tapi juga agropreneur yang bisa bersaing di level nasional maupun global.
PMB dihadirkan dengan visi jangka panjang, yakni mencetak regenerasi petani muda yang inovatif, adaptif terhadap perubahan iklim, serta mampu mengangkat nilai tambah produk lokal melalui branding dan teknologi digital.
“Petani muda adalah kunci masa depan pangan Indonesia. Program ini juga bagian dari visi Kota Batu sebagai kota agrokreatif,” tambah Cak Nur.
Kehadiran program ini mendapat respons positif dari berbagai pihak. Dukungan lintas sektor—mulai pemerintah, swasta, akademisi, hingga komunitas—jadi bukti bahwa pertanian kini mulai dipandang sebagai sektor yang menjanjikan.
Melalui Petani Muda Berjaya Fest Season II, Kota Batu menegaskan posisinya sebagai pusat inovasi agrokreatif. Kota wisata ini ingin berkontribusi nyata pada ketahanan pangan nasional dan keberlanjutan sektor pertanian Indonesia.
Dengan udara dingin, lahan subur dan kultur pertanian yang kuat, Batu memang punya modal besar untuk menjadi laboratorium regenerasi petani muda. Melalui PMB, optimisme itu kini menemukan jalannya.
“Program ini diharapkan tak hanya melahirkan petani milenial yang produktif, tapi juga agropreneur tangguh yang mampu membawa pertanian Indonesia naik kelas,” tutupnya. (Ananto Wibowo)