
MALANG POST – Malam di kawasan Jalan Dr. Soetomo, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, mendadak berubah mencekam. Sekitar pukul 22.12 WIB, Sabtu (13/9/2025), kobaran api membumbung dari sebuah bangunan kandang ayam.
Dalam hitungan menit, api melalap kandang dua lantai berukuran 30×7 meter itu. Sekitar lima ribu ekor ayam yang masih dalam masa broading ikut terpanggang tak tersisa.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu, Suwoko menuturkan, kebakaran dipicu tungku pemanas yang ada di dalam kandang. Tungku tersebut tumpah, memicu percikan api yang langsung menjalar cepat karena material kandang sebagian besar terbuat dari kayu.
“Api sangat cepat membesar. Kandang yang terbakar berisi sekitar lima ribu ayam milik Sugeng Riadi (43),” ungkapnya Minggu, (14/9/2025).
Suwoko menjelaskan, proses pemadaman berlangsung dramatis. Api baru bisa dijinakkan pada Minggu dini hari (14/9/2025) sekitar pukul 00.20 WIB, setelah tim gabungan Damkarmat, BPBD, TNI, Polri, serta warga sekitar dikerahkan ke lokasi.
Kepanikan warga terlihat jelas. Begitu api menjalar, sejumlah warga berusaha memadamkan dengan alat seadanya. Namun, upaya itu sia-sia. Api justru makin cepat merembet ke seluruh bangunan kandang yang berbahan kayu.

BERJIBAKU: Tim Damkarmat Kota Batu, BPBD dan personel gabungan saat berjibaku memadamkan api yang melahap sebuah kandang ayam berisi 5 ribu ekor ayam. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Kepala Damkarmat Kota Batu, Agung Sedayu, menuturkan, strategi pemadaman dilakukan dari dua sisi. Tiga armada pemadam kebakaran dan dua unit mobil suplai air tiba, kobaran api perlahan terkendali.
“Selain melakukan pemadaman, tim juga langsung mengidentifikasi lokasi untuk memastikan tidak ada titik api tersisa yang bisa memicu kebakaran susulan,” jelas Agung.
Meski ribuan ayam ludes terbakar, beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Hanya saja, kerugian materi yang ditaksir mencapai Rp250 juta. Rinciannya mencakup bangunan kandang, perlengkapan ternak, hingga ayam yang hangus terbakar.
“Kerusakan sangat parah. Praktis kandang harus dibangun ulang,” imbuh Agung.
Pasca kebakaran, tim gabungan juga melakukan pembersihan puing-puing kandang. Langkah ini sekaligus untuk memastikan tidak ada material yang berpotensi menimbulkan api kembali.
Peristiwa ini menjadi peringatan serius bagi para peternak, khususnya yang masih mengandalkan tungku pemanas tradisional di kandang ayam. Menurut petugas, instalasi pemanas sering kali menjadi titik rawan kebakaran jika tidak diawasi dengan ketat.
“Peternak perlu menyiapkan sistem keamanan tambahan. Misalnya pemanas dengan sistem yang lebih modern atau menambahkan instalasi pencegah api agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
Kini, aktivitas peternakan ayam di lokasi itu lumpuh total. Sugeng Riadi, sang pemilik, hanya bisa pasrah melihat usaha ternaknya musnah seketika. Harapan satu-satunya adalah bisa segera bangkit kembali, meski kerugian yang ditanggung tidak kecil. (Ananto Wibowo)