
MALANG POST – Keterbatasan postur tubuh tidak menjadi penghalang bagi Nayla Auvara Izzetiyya untuk mengukir prestasi gemilang di panggung seni pertunjukan pencak silat. Mahasiswi baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) angkatan 2025 ini telah membuktikan bahwa dedikasi dan fokus adalah kunci utama kesuksesan. Ia juga menjadi salah satu mahasiswa baru berprestasi yang bergabung dengan Kampus Putih.
Nayla, yang akrab disapa Ara, merupakan mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Di balik statusnya sebagai mahasiswa baru, ia adalah seorang atlet dengan segudang prestasi di cabang pencak silat seni, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ara memilih fokus pada kategori seni (peragaan jurus) karena postur tubuhnya tidak memenuhi kualifikasi kelas pada kategori tanding (sabung). “Kategori seni tidak memiliki aturan postur tubuh seperti berat atau tinggi badan, sehingga saya bisa fokus sepenuhnya untuk menampilkan keindahan gerakan,” jelasnya.
Pilihan tersebut terbukti tepat. Ara berhasil meraih berbagai kejuaraan bergengsi, antara lain, Peringkat Pertama Seni Tunggal Putri (SMA) – Indonesia Paku Bumi Open 12th 2024 (Tingkat Asia-Eropa), Juara 1 Seni Tunggal Putri Tangan Kosong – Dandim Cup Kota Malang 2024 (Nasional), Juara 1 Seni Tunggal Putri Tangan Kosong – Ipsi Malang Championship 4 2024 (Nasional), hingga Juara 2 Seni Tunggal Putri Bersenjata – Ipsi Malang Championship 2 2023 (Nasional). Terbaru, ia menyabet Juara 1 Kategori Tunggal Putri Tangan Kosong Dan Bersenjata Pada Ajang 8th Invitasi Tapak Suci Open Ismail Navianto Cup 2025 Tingkat Provinsi.
Kecintaan Ara pada pencak silat dimulai sejak kelas 3 SD, berawal dari keisengan semata. Meski perjalanannya tidak selalu mulus, ia sempat beralih ke cabang atletik saat SMP sebelum akhirnya kembali ke pencak silat di jenjang Madrasah Aliyah (MA). Dedikasinya tecermin dari jadwal latihannya yang intens. “Mendekati sebuah event, saya berlatih setiap hari dari sore hingga pukul sembilan atau sepuluh malam,” ungkap gadis asli Malang ini.

Lebih dari sekadar mengejar kemenangan, Ara memiliki filosofi yang unik dalam setiap kompetisi. Tujuan utamanya bukan untuk sekadar menang, tetapi untuk mengalahkan versi dirinya yang kemarin. Untuk mewujudkan filosofi itu, ia selalu merekam setiap penampilannya sebagai bahan evaluasi. “Salah satu kelemahan saya adalah keseimbangan kaki yang terkadang kurang stabil. Dengan evaluasi rutin, saya terus memperbaikinya,” tambahnya.
Pada kompetisi terakhirnya, ia menampilkan Jurus Tapak Suci yang disusun bersama pelatihnya. Ia menjelaskan ketatnya aturan, seperti durasi tampil yang harus tepat 2 menit. Apabila ada lebih atau kurang 10 detik maka dapat berujung diskualifikasi. Selain itu, poin dapat dikurangi jika terjadi kesalahan gerakan atau penggunaan aksesori yang dilarang. Dalam penampilannya, ia secara apik memadukan gerakan tangan kosong dengan kelihaian menggunakan tiga senjata: kipas ganda, karambit, dan tongkat kalif.
Ketika ditanya mengenai kesan terhadap rangkaian pembukaan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) UMM 2025, Ara tampak antusias. Sebagai mahasiswa baru, ia mengaku sangat terkesan dengan kemeriahan acara yang disajikan. Menurutnya, rangkaian pertunjukan yang ditampilkan mampu memberikan semangat sekaligus pengalaman berkesan di awal perjalanannya sebagai mahasiswa. “Secara keseluruhan sangat asyik, terutama saat Flash Mob dan Laser Show. Ditambah lagi kehadiran maskot SwanUMM,” ujarnya.
Menutup perbincangan, Ara menitipkan pesan untuk rekan-rekan mahasiswa baru seangkatannya. Ia berpesan agar tetap berhati-hati dalam memilih lingkungan pergaulan, menjaga semangat hingga penutupan Pesmaba, serta menjadikan masa orientasi ini sebagai awal yang positif. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)