
Yudi Wahyu Cahyono, Kepala BPJS Cabang Utama Malang (kanan). (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
MALANG POST – Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Cabang Utama Malang, Yudi Wahyu Cahyono, mengajak masyarakat untuk berusaha melakukan pola hidup sehat. Karena, saat ini penyakit diabetes melitus (DM) dan hipertensi tidak hanya diderita orang dewasa dan lansia, tetapi juga sudah banyak usia anak-anak dan remaja yang menderita DM dan hipertensi.
Data yang ada di BPJS Cabang Utama Malang, pada 2023-2025 anak-anak usia 11 tahun sampai 15 tahun di Kota Malang sudah ada yang terjangkit DM. Total ada 284 anak. Rinciannya, 102 pria dan 182 perempuan. Hipertensi pun kini juga menjangkiti banyak anak usia 11 tahun sampai 15 tahun di Kota Malang.
Seperti diketahui, DM merupakan induk dari sejumlah penyakit. Bahkan, penyakit komplikasi. Diantaranya, hipertensi, jantung, liver, ginjal dan lainnya. Karena itu, langkah promotif dan preventif dalam menjaga kesehatan sangatlah penting, untuk menekan lonjakan pembiayaan penyakit katastrofik di Kota Malang.
Apalagi, hingga kini penyakit katastrofik masih menjadi penyerap anggaran terbesar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penyakit ini menurut BPJS Kesehatan antara lain, jantung, kanker, stroke, gagal ginjal kronis, sirosis hati dan thalassemia mayor.
BPJS Kesehatan Malang membeberkan besaran anggaran yang dikeluarkan untuk penyakit katastrofik. Dari data BPJS Kesehatan Cabang Malang menunjukkan, empat penyakit katastrofik dengan pembiayaan terbesar hingga Juni 2025 di wilayah Kota Malang. Penyakit yang paling banyak ditangani adalah penyakit jantung dengan nilai klaim sebesar Rp 71,5 miliar, sebanyak 89.939 kasus.

Piramida penyakit diabetes melitus (DM) di Kota Malang. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Pada posisi kedua ada penyakit stroke dengan nilai klaim Rp 26 miliar, sebanyak 17.656 kasus. Kemudian kanker sebesar Rp 22,9 miliar dengan 16.285 kasus. Lalu pada posisi keempat adalah penyakit gagal ginjal senilai Rp17 miliar dengan 14.542 kasus.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Malang, Yudi Wahyu Cahyono, menjelaskan pencegahan diabetes melitus dan hipertensi menjadi yang utama. “Karena penyakit itu yang akhirnya memicu penyakit katastropik. Penyakit DM dan HT kini tak hanya diderita usia tua, namun kalangan muda dengan usia di bawah 40 tahun,” ujar Yudi.
Selama ini, penyakit-penyakit katastropik sangat dominan. Bahkan lebih dari 25 persen menyerap beban anggaran JKN. Yudi juga menyoroti pentingnya partisipasi aktif masyarakat sebagai peserta JKN. Khususnya dalam pembayaran iuran bulanan, demi kelancaran pembiayaan layanan kesehatan.
Kemudian upaya lainnya yang dilakukan, BPJS Kesehatan Malang gencar mengampanyekan program promotif dan preventif, yang menekankan pentingnya gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit sejak dini.
“Karena itu, kami ingin mengajak masyarakat membangun pola hidup sehat. Pencegahan jauh lebih baik dan lebih murah daripada pengobatan,” papar Yudi, Senin (8/9/2025).
Pola hidup sehat ini dilalukan, Lanjut Yudi misalnya dengan rutin berolahraga, menjaga pola makan, serta melakukan deteksi dini. “Kalau kita hanya mengobati, biayanya akan terus membengkak. Namun jika kita mencegah, manfaatnya bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk keberlanjutan program JKN,” pungkas Yudi.(Eka Nurcahyo)