
MALANG POST – Pasca travel warning, tingkat kunjungan wisatawan sempat menurun di beberapa titik. Baik mancanegara maupun domestik.
Salah satunya kunjungan wisatawan di Kayutangan Heritage, yang biasanya bisa mencapai 1.500 kunjungan per hari, turun menjadi 600 kunjungan. Diikuti dengan banyaknya toko di koridor Kayutangan yang sempat tutup.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Rado City Guide 911 FM, akhir pekan kemarin.
Selain itu, tambahnya, Kampung Warna Warni Jodipan juga biasanya didominasi wisatawan mancanegara, dengan jumlah kunjungan mencapai 250 – 500 per hari. Mengalami penurunan 50 persen imbas travel warning.
Pemerintah Kota Malang sendiri, kata Baihaqi, sudah berupaya melakukan berbagai strategi dan kolaborasi, untuk menjaga sektor pariwisata tetap kondusif dan aman.
Salah satunya melalui pemantauan di berbagai destinasi pariwisata, serta kolaborasi dengan tiga wilayah Malang Raya. Meliputi Kota dan Kabupaten Malang serta Kota Batu.
Sementara untuk travel warning yang sempat dilakukan sejumlah negara, hanya sebagai peringatan dini bagi wisatawan yang mau ke Indonesia.
“Saat ini Indonesia sudah bergerak cepat untuk pulih kembali. Termasuk di Kota Malang juga sudah mulai berbenah dan jumlah kunjungan juga sudah ramai lagi,” tegasnya.
Ketua PHRI BPC Kota Malang, Agoes Basoeki, menegaskan hal yang sama. Pasca maraknya gelombang demo dan travel warning dari sejumlah negara pada akhir Agustus lalu, membuat tingkat hunian hotel menurun. Diikuti dengan banyaknya agenda dari hotel dan resto yang dialihkan atau diundur.
“Memasuki tanggal 4 September 2025, jumlah kunjungan di hotel dan resto kembali aman terkendali dan juga terbantu oleh momen long weekend,” tandasnya.
Kemudian untuk jumlah kunjungan tamu-tamu asing atau mancanegara di Kota Malang, sudah mulai terlihat.
Kepala Pusat Kajian Pariwisata Diploma Kepariwisataan, Universitas Merdeka Malang, Ayu Fitriatul Ulya, S.T., MSc menyarankan, agar Pemkot Malang mengatur strategi untuk meningkatkan kembali geliat pariwisata pasca travel warning.
Salah satunya melalui branding media sosial, untuk menginformasikan dan mempromosikan sektor pariwisata dalam kondisi aman.
Selain itu, kata Ayu, Pemkot Malang juga diminta berkolaborasi dengan PHRI, Pokdarwis hingga Kepolisian, untuk terus memberikan update event pariwisata, tingkat keterisian hotel, memberikan fleksibilitas untuk wisatawan jika ingin reschedule atau cancel saat situasi tidak kondusif , hingga pengaturan lalu lintas saat terjadi kepadatan.
Disisi lain, menurut Ayu, warganet juga punya peran penting untuk menyampaikan kondisi riil di Indonesia, untuk memberikan framing yang baik untuk pariwisata Indonesia khususnya Kota Malang di mata dunia. (Yolanda Oktaviani/Ra Indrata)