
MALANG POST – Aroma wangi jenang sengkolo menyeruak di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota Batu, Selasa malam (2/9). Kudapan tradisional yang kental dengan makna simbolis itu dibagikan usai doa lintas agama dan tahlil bersama.
Jenang sengkolo dipercaya masyarakat Jawa sebagai penolak bala, tanda harapan agar Kota Batu dan Malang Raya tetap adem ayem pasca-serangkaian aksi demonstrasi yang sempat menelan korban jiwa di sejumlah daerah.
Jenang sengkolo bukan sekadar makanan. Ini merupakan sebuah simbol, agar semua musibah menjauh dan Kota Batu tetap diberi keselamatan. Kudapan manis itu seolah menjadi pengingat, bahwa di balik musibah selalu ada doa dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Malam itu, Pemkot Batu bersama jajaran Forkopimda serta perwakilan ojek online (ojol) duduk bersama dalam suasana khidmat. Mereka memanjatkan doa untuk almarhum Affan Kurniawan dan sejumlah rekan ojol lain yang meninggal saat aksi demonstrasi.
Dalam momen itu, Wali Kota Batu, Nurochman menyampaikan duka mendalam. Ia menegaskan bahwa penyampaian aspirasi adalah hak setiap warga negara, namun jangan sampai berubah menjadi tindakan anarkis yang justru merugikan banyak pihak.
“Kami turut berduka atas wafatnya saudara kita Affan Kurniawan dan rekan-rekan di Makassar. Mari kita jaga Kota Batu tetap harmonis, agar masyarakat, wisatawan, maupun investor merasa aman,” tuturnya.
Lebih lanjut, Cak Nur juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga kondusivitas. Mengingat, Kota Batu selama ini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Jawa Timur.

TOLAK BALAK: Pemkot Batu bersama jajaran Forkopimda dan perwakilan ojol saat menggelar doa bersama serta membagikan jenang sengkolo sebagai simbol tolak bala. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Kota ini hidup dari pariwisata. Jadi keamanan adalah hal mutlak,” imbuhnya.
Senada, Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata juga menyampaikan apresiasi pada para pengemudi ojol yang tetap solid menjaga suasana aman. Ia menegaskan, patroli skala besar bersama TNI, Satpol PP dan masyarakat terus dilakukan.
“Kota wisata butuh kenyamanan. Kami pastikan Kota Batu tetap kondusif, agar siapa pun merasa tenang berkunjung,” katanya.
Patroli ini digelar untuk memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tetap kondusif. Terlebih, eskalasi aksi demonstrasi tengah merebak di sejumlah daerah di Indonesia.
“Patroli skala besar ini merupakan langkah preventif agar masyarakat merasa aman dan nyaman. Apalagi Kota Batu merupakan destinasi wisata. Keamanannya harus benar-benar terjaga,” tegasnya.
Tak sekadar menyisir jalur protokol, personel gabungan juga menyambangi titik-titik rawan. Mereka berdialog langsung dengan warga, memberi imbauan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan tetap berperan aktif menjaga lingkungan masing-masing.
Pendekatan humanis itu menjadi salah satu strategi Polres Batu dalam memperkuat kemitraan dengan masyarakat. “Kami tidak hanya hadir untuk patroli, tapi juga memastikan komunikasi dengan warga tetap terjalin. Supaya suasana aman bisa kita wujudkan bersama-sama,” tuturnya.
Patroli skala besar ini juga menyasar kawasan wisata hingga pemukiman. Para personel gabungan menyisir jalur utama yang ramai wisatawan, sekaligus mengantisipasi potensi gangguan Kamtibmas. (Ananto Wibowo)