
MALANG POST – Situasi politik nasional yang masih belum benar-benar stabil membuat Pemkot Batu ikut mengambil langkah antisipasi. Melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), surat edaran khusus diterbitkan pada Minggu (31/8/2025).
Isinya cukup menarik. Selama sepekan ke depan, tepatnya mulai 1 hingga 4 September 2025, seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkot Batu tidak diwajibkan mengenakan seragam dinas. Mereka dipersilakan memakai pakaian bebas rapi. Selain itu, penggunaan kendaraan dinas berplat merah juga dilarang sementara waktu.
Edaran ini ditandatangani langsung oleh Kepala BKPSDM Kota Batu, Santi Restuningsasi. SE tersebut merupakan tindak lanjut dari SE Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor: 800/5815/204.1/2025 perihal Keamanan Kerja Pegawai.
“Imbauan ini merupakan tindak lanjut dari surat edaran Pemprov Jatim tentang keamanan kerja pegawai. Mengingat kondisi keamanan di Surabaya dan sekitarnya yang belum kondusif,” jelas Santi, Senin (1/9/2025).
Meski begitu, Santi menegaskan bahwa edaran ini hanya bersifat sementara. “Ketentuan berlaku selama satu minggu atau sampai kondisi keamanan benar-benar membaik,” tambahnya.
Kebijakan ini sekaligus menunjukkan upaya Pemkot Batu menjaga kewaspadaan tanpa mengorbankan pelayanan publik dan dunia pendidikan. “Harapannya, situasi bisa segera membaik sehingga ASN bisa kembali menggunakan seragam dan kendaraan dinas seperti biasa,” tuturnya.

BEBAS RAPI: Para ASN Pemkot Batu nampak mengenakan pakaian bebas rapi saat beraktivitas di jam kerja. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sementara, kebijakan berbeda berlaku untuk dunia pendidikan. Jika di sejumlah daerah sekolah-sekolah memilih menerapkan pembelajaran daring untuk mengantisipasi unjuk rasa serentak, di Kota Batu justru sebaliknya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Batu, M Choribmemastikan bahwa seluruh sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) tetap menjalankan pembelajaran secara luring.
“Situasi di Kota Batu relatif aman. Jadi anak-anak tetap sekolah seperti biasa,” tegasnya.
Pantauan lapangan di beberapa sekolah pada Senin (1/9/2025) juga menunjukkan hal yang sama. Di SDN Ngaglik 1 dan SDN Ngaglik 2, siswa tetap datang dengan seragam merah putih. Guru-guru pun menjalankan aktivitas normal, tanpa pengurangan jam belajar.
“Sejauh ini belum ada instruksi untuk memulangkan anak-anak lebih cepat. Kalau nanti ada keputusan baru, tentu akan segera kami sesuaikan,” kata Wahyu Agung Satria, salah satu guru di SDN Ngaglik 2.
Meski kondisi politik nasional berimbas hingga ke daerah, suasana Kota Batu tampak tetap terkendali. Tidak ada kepanikan berlebihan. Aparat pemerintahan tetap bekerja dengan pola sedikit berbeda, sementara sekolah-sekolah tetap berjalan normal. (Ananto Wibowo)