
MALANG POST – Universitas Brawijaya (UB) menyalurkan Beasiswa Dana Abadi kepada 50 mahasiswa. Penyaluran beasiswa Dana Abadi UB ini merupakan yang pertama, dan merupakan hasil seleksi tahun akademik 2024/2025.
Pemberian beasiswa dilakukan secara simbolis dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UB yang digelar di Gedung Samantha Krida, Selasa (12/8/2025).
“Beasiswa ini diharapkan bisa membantu mahasiswa dari keluarga ekonomi menengah ke bawah, sehingga mereka tetap dapat melanjutkan pendidikannya,” ujar Ketua Tim Pengelola Dana Abadi UB Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng., Ph.D., IPU.
Beasiswa yang diberikan berupa subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp3,5 juta per semester, yang diberikan hingga semester delapan.
“Saat ini, skema masih terbatas untuk biaya UKT, namun kami tengah mengkaji kemungkinan penambahan komponen bantuan biaya hidup di masa mendatang,” ungkap pria yang akrab dipanggil Sony.
Dana Abadi UB didapatkan dari sumbangan dan hibah berbagai pihak, baik dari alumni, sivitas, masyarakat, yang sifatnya perorangan ataupun organisasi, serta mitra UB dari dalam dan luar negeri.
Beasiswa yang disalurkan berasal dari hasil pengelolaan pokok Dana Abadi UB yang ditempatkan pada investasi, seperti deposito dan obligasi. Dengan sistem ini, dana pokok tidak digunakan dan tetap terjaga.
“Konsepnya, sumbangan yang terkumpul di pokok Dana Abadi bersifat tetap, tidak akan pernah berkurang. Yang disalurkan adalah hasil pengelolaannya, dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk beasiswa, jadi manfaatnya akan terus mengalir untuk generasi mahasiswa di masa depan,” tambah Sony.
Pada tahun ini, UB akan menambah jumlah penerima beasiswa Dana Abadi menjadi 62 orang, bertepatan dengan usia UB yang memasuki 62 tahun.
Seleksi beasiswa dilakukan melalui Direktorat Kemahasiswaan berdasarkan kriteria tertentu.
Direktur Direktorat Kemahasiswaan Dr. Sujarwo, S.P., M.P menyampaikan, mekanisme seleksi Beasiswa Dana Abadi diawali dengan pengumuman melalui Sistem Informasi Akademik Mahasiswa (SIAM).
“Mahasiswa yang memenuhi persyaratan dapat mengajukan usulan beasiswa secara langsung melalui akun SIAM masing-masing. Usulan tersebut kemudian diproses oleh Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa), khususnya tim di bawah Kasubdit Kesejahteraan dan Kewirausahaan Mahasiswa, untuk dijadikan basis data calon penerima. Selanjutnya, daftar usulan tersebut diseleksi dan ditetapkan oleh Tim Pengelola Dana Abadi dengan mempertimbangkan kriteria dan kuota yang tersedia,” papar Sujarwo.
Yang menjadi syarat utama antara lain, belum menerima bantuan dana pendidikan dari pihak lain, IPK ≥ 3,00, penghasilan orang tua di bawah Rp 4 juta, serta memiliki prestasi dan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Keputusan final dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Rektor mengenai penerima beasiswa.
“Dana beasiswa disalurkan melalui mekanisme pembayaran UKT. Jika besaran bantuan Rp 3,5 juta per semester melebihi jumlah UKT mahasiswa, maka selisihnya akan dikembalikan ke rekening penerima,” ungkap Sujarwo.
Salah satu penerima beasiswa, Ibadurrohman, mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi semester tujuh, mengaku beasiswa ini sangat membantu.
“Saya sebelumnya terlalu memikirkan uang bulanan dan UKT, takut tidak cukup. Kadang menyambi berjualan martabak dan item game untuk tambahan uang jajan di Malang. Sekarang bisa dibuat simpanan dan diputar uangnya,” tuturnya.
Adelia Puspitasari, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknik Bioproses, juga menyampaikan pengalaman serupa. Ia telah merasakan manfaat sejak semester pertama kuliah.
“Kebetulan saat itu Beasiswa Dana Abadi baru rilis. Bantuan yang saya terima berupa pembayaran UKT sebesar Rp3,5 juta. Prosesnya tidak rumit karena penerima diseleksi langsung oleh pihak kampus,” jelasnya.
Selain meringankan beban mahasiswa, Dana Abadi UB juga diarahkan untuk mendukung riset, inovasi, pengabdian kepada masyarakat, serta penguatan reputasi dan daya saing universitas. Dana abadi tidak digunakan untuk membiayai kegiatan operasional rutin.
Pemanfaatannya dirancang dengan prinsip keberlanjutan, termasuk mendukung riset berbasis Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), inovasi hijau, pengembangan teknologi tepat guna, serta pemberdayaan masyarakat secara berkesinambungan. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)