
MALANG POST – Pertanian kembali menjadi sorotan utama di Balai Kota Among Tani. Wali Kota Batu, Nurochman, menerima audiensi dari jajaran Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Batu yang dipimpin langsung oleh Ketua HKTI, Wiweko.
Pertemuan berlangsung hangat dan penuh gagasan, membahas arah masa depan pertanian di kota wisata yang sejak lama dikenal sebagai lumbung hortikultura ini.
Wiweko, yang datang bersama pengurus HKTI, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjadikan organisasi ini sebagai mitra strategis pemerintah daerah.
HKTI, kata dia, bukan hanya wadah komunikasi antarpetani, tetapi juga motor penggerak untuk menghadirkan program nyata. Mulai dari pemberdayaan petani, penguatan akses pasar, hingga regenerasi petani muda yang belakangan menjadi isu krusial.
“Kami ingin menghadirkan HKTI sebagai mitra yang benar-benar memberikan manfaat. Harapannya, kolaborasi dengan Pemkot Batu semakin erat, sehingga petani tidak hanya bisa bertahan, tapi juga maju menghadapi tantangan pertanian modern,” papar Wiweko, Jumat (22/8/2025).
Gayung bersambut. Walikota, Nurochman, menyampaikan apresiasinya atas langkah aktif HKTI. Menurutnya, sektor pertanian tidak bisa dipandang sebelah mata. Di tengah derasnya arus pariwisata, pertanian tetaplah identitas sekaligus penopang utama perekonomian masyarakat Kota Batu.

KOORDINASI: Wali Kota Batu, Nurochman saat melakukan koordinasi dengan para pengurus HKTI Kota Batu, membahas tentang pertanian Kota Batu ke depan. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Kota Batu punya potensi besar di sektor pertanian. Pemerintah ingin memastikan bahwa lahan dan produk pertanian kita benar-benar memberi keberkahan bagi petani. Sinergi dengan HKTI menjadi kunci agar program yang dijalankan tepat sasaran,” tutur Cak Nur.
Ia menambahkan, pemerintah daerah berkomitmen memperkuat ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir. Itu mencakup pemanfaatan teknologi pertanian modern, pemenuhan pupuk dan sarana produksi, hingga memastikan kepastian pasar bagi produk lokal.
“Pasar yang ada di Kota Batu harus bisa menyerap hasil petani kita. Kualitas menjadi kata kunci. Kalau produk kita bagus, petani akan mampu bersaing bahkan menembus pasar modern,” imbuhnya.
Dalam pertemuan tersebut, HKTI juga memaparkan beberapa program prioritas. Diantaranya, program Petani Muda Berjaya untuk mendorong generasi milenial terjun ke sektor pertanian, penguatan ekosistem berbasis pasar, serta kolaborasi lintas kelompok tani di berbagai kecamatan di Kota Batu.
Langkah itu sejalan dengan visi Pemkot Batu yang ingin menghadirkan pertanian berkelanjutan. “Kita tidak ingin hanya jangka pendek. Harus ada keberlanjutan, agar anak cucu kita nanti tetap bisa menikmati hasil pertanian yang sehat dan berkualitas,” tambahnya.
Audiensi yang berlangsung lebih dari satu jam itu akhirnya menghasilkan kesepahaman. Pemkot Batu dan HKTI sepakat memperkuat koordinasi dan membangun pola kerja sama yang lebih terintegrasi.
Harapannya, pertanian di Kota Batu bukan hanya bertahan di tengah gempuran modernisasi, tetapi juga naik kelas, menjadi sektor unggulan yang mendukung pariwisata sekaligus menjaga ketahanan pangan.
“Kota Batu, dengan tanah subur dan petani tangguhnya, pasti bisa menjawab tantangan zaman, asal sinergi antara pemerintah, organisasi tani dan masyarakat terus berjalan selaras,” tutupnya. (Ananto Wibowo)