
NYARIS: Dalberto Luan Belo hampir saja terjatuh setelah mencoba menghindari sergapan Christian Ilic dalam laga pekan ketiga Super League. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Dari ruang ganti Bhayangkara Presisi Lampung FC, terdengar ada adu mulut yang diduga antara Pelatih Bhayangkara FC, Paul Christopher Munster dengan salah satu official.
Pertengaran itu terdengar jelas dari ruang press conference, yang bersebelahan dengan ruang ganti pemain Bhayangkara. Terlebih adu mulut itu terjadi justru di balik pintu ruang press conference dan tepat di depan pintu ruang ganti.
Tidak berapa lama kemudian, Chief Executive Officer Bhayangkara FC, Sumardji, muncul di pintu ruang press conference. Dimana saat itu puluhan wartawan sudah siap-siap mengikuti post match press conference.
“Maaf kejadian tadi. Mereka sangat kecewa dengan pertandingan. Jadi sangat emosional.”
“Biasalah kalau pertandingan tidak fair seperti tadi, hasilnya pasti akan emosi.”
“Itu sagat manusiawi. Tolong dimaafkan. Teman-teman wartawan kami harap pengertiannya,” ujar Sumardji sembari tersenyum untuk meminta pengertian wartawan.
Tetapi karena kejadian tersebut, sesi post match press conference yang menjadi jatah Bhayangkara FC menjadi tertunda.
Setelah ditunggu hampir satu jam, Paul Munster dan Awan Setho Raharjo baru muncul untuk memberikan keterangan kepada wartawan.
“Jelas pemain kami sagat kecewa. Kami bekerja sangat keras.”
“Jika kami tidak memenangkan permainan ini, setidaknya kami bisa mengambil satu poin.”
“Tetapi sayangnya, saya pikir semua orang melihat di akhir permainan. Mereka mendapatkan penalti di akhir,” kata Paul Munster.
Hanya itu komentar yang diberikan Paul Munster, dengan raut muka yang terlihat sangat kecewa.
Bahkan saat wartawan menanyakan beberapa masalah. Jawabannya, hanya singkat-singkat dengan wajah yang tidak bersahabat.
“Bagaimana komentar anda terhadap penalti yang didapat Arema FC?” tanya wartawan.
“Itu sangat mengecewakan bagi kami,” jawab Paul Munster.
“Bagaimana komentar anda terhadap Wasit Muhammad Tri Santoso?” tanya wartawan lainnya.
“Tanyakan sendiri kepada wasit,” jawab Paul Munster singkat. Setelah itu, Paul Munster meminta kepada pembawa acara untuk mengakhiri sesi jumpa pers dan kembali ke ruang ganti pemain.
Sementara itu terpisah, pelatih Arema FC, Marcos Santos, mengaku melihat dengan jelas terjadinya penalti di menit ke-90 tersebut. Karena posisinya tepat berada di dekat lokasi terjadinya pelanggaran.
“Saya benar-benar di posisi diagonal dari kejadian tersebut. Sangat jelas bagi saya ketika pemain Bhayangkara melakukan penalti.”
“Dalberto memang sangat kuat. Tapi itu memang harus penalti. Karena Dalberto tidak berbalik pada saat dia menuju ke gawang dan diambil dari belakang,” jelasnya.
Hanya saja, pelatih asal Brasil itu juga mengakui, pertandingan di pekan ketiga Super League tersebut sangat keras. Sekalipun kondisi itu sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya.
“Seperti sudah kami bilang sejak awal. Pertandingan hari ini (Jumat, 22/8/2025) sangat berat. Permainan mereka memang keras dan sagat kuat. Tapi kita punya semangat juang. Kita kerja keras dan Alhamdulillah kita dapat tiga poin,” tandas pelatih 46 tahun tersebut.
Dari kacamata Marcos Santos, Bhayangkara FC adalah sebuah tim yang sangat kuat secara fisiknya. Sementara Arema FC, masih dihantui kelelahan setelah perjalanan dari pertandingan yang berat di Bantul, melawan PSIM Yogyakarta.
“Tapi saya bangga dengan pemain saya. Mereka terus bergerak dan tidak berhenti untuk bisa memenangkan pertandingan.”
“Mereka selalu ada dimana-mana. Mereka memiliki konsentrasi yang tinggi dan organisasi permainan yang bagus. Jadi pantas mereka bisa memenangkan pertandingan ini,” imbuhnya. (Ra Indrata)