
MALANG POST – Hilwa Dul Abdor, mahasiswa Program Studi Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) angkatan 2022, meraih Juara Pertama dalam ajang Youth Video Competition. Pelaksanaan acara berlangsung sejak 12/6/2025 dan pengumuman pemenangnya pada 18/8/2025.
Kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian acara Sustainable Hydrosystems: Integrating Ecohydrology and Local Ecological Knowledge (LEK) into Inclusive Water Resource Management yang diselenggarakan oleh IHP UNESCO, bekerja sama dengan Masyarakat Limnologi Indonesia (MLI) dan Pusat Riset Sumber Daya Air (PRISDA) BRIN.
Dalam kompetisi bertema water and local wisdom ini, Hilwa menampilkan karya berjudul: “Water Stories from Karangsuko Village: Sumber Maron”. Ini mengangkat potret relasi masyarakat dengan sumber daya air di Desa Karangsuko, Kabupaten Malang.
Video tersebut menyoroti potensi besar Sumber Maron dalam penyediaan air bersih sekaligus peluang pengembangan energi ramah lingkungan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
“Kami melihat kesempatan untuk menggabungkan ilmu yang kami pelajari di Teknik Pengairan dengan cara yang edukatif dan bermanfaat. Kami ingin menunjukkan bagaimana ilmu pengairan bisa diterapkan langsung untuk mengatasi masalah lingkungan, terutama dalam hal ketahanan air dan energi yang ramah lingkungan,” jelas Hilwa.
Menurut Hilwa, Sumber Maron selama ini dikenal sebagai destinasi wisata air. Namun, di balik itu, kawasan ini memiliki potensi energi terbarukan. Hilwa menemukan bahwa turbin PLTMH yang ada selama ini baru digunakan untuk memompa air bersih bagi beberapa desa, dan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber energi berkelanjutan.

“Padahal, aliran air bisa dimanfaatkan lebih luas, tidak hanya untuk kebutuhan air bersih, tapi juga sebagai sumber energi yang ramah lingkungan,” ungkapnya.
Hilwa mengungkapkan bahwa proses pembuatan video ini diawali dengan riset lapangan. Ia bersama rekan-rekannya dari Teknik Pengairan melakukan wawancara dengan pengelola dan masyarakat sekitar Sumber Maron untuk memahami permasalahan yang ada. Hasil riset kemudian dikemas dalam narasi ilmiah yang sederhana, menyentuh, dan mudah dipahami publik.
“Kami ingin agar pesan ilmiah tentang air bisa dikemas dengan cara yang menarik dan komunikatif,” tambah Hilwa.
Di balik keberhasilan Hilwa terdapat tantangan dalam manajemen waktu, mengingat kesibukan akademik dan koordinasi tim. Namun, dengan komitmen dan kolaborasi, karya tersebut berhasil diselesaikan tepat waktu. Hilwa juga menegaskan pentingnya dukungan UB, khususnya Departemen Teknik Pengairan, yang memberikan surat pengantar resmi sehingga proses koordinasi dengan pengelola wisata dan masyarakat dapat berjalan lancar.
“Surat pengantar itu sangat membantu kami untuk bisa bekerja dengan baik dan sesuai prosedur,” ujarnya.
Lebih dari sekadar karya, video ini menyampaikan pesan penting tentang integrasi ekohidrologi dengan kearifan lokal untuk mewujudkan pengelolaan air yang inklusif dan berkelanjutan.
Hilwa pun menitipkan pesan khusus bagi generasi muda: “Kita punya kekuatan besar untuk menciptakan perubahan. Jangan ragu untuk berkarya, apalagi jika itu bertema lingkungan, karena perubahan dimulai dari langkah kecil kita. Dengan pengetahuan, teknologi, dan semangat kolaborasi, kita bisa menciptakan solusi nyata untuk masalah lingkungan.” (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)