
CEDERA: Achmad Maulana Syarif saat berebut bola dengan Stjepan Plazonja. Seusai momen itulah, Achmad Maulana cedera dan harus ditarik keluar. (Foto: Arema Official)
Pekan ketiga Super League 2025/2026 yang mempertemukan Arema FC vs Bhayangkara Presisi Lampung FC, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, berlangsung dalam tensi tinggi.
Ketat dan kerasnya pertandingan, bahkan harus memakan korban. Pemain Timnas U-23 Indonesia, Achmad Maulana Syarif, terpaksa ditarik keluar di menit ke-28.
Pemain berusia 21 tahun itu, saat mencoba merebut bola di sektor sayap kanan, tiba-tiba terjatuh sambil memegangi paha kanannya.
Saat tim medis masuk lapangan untuk memberikan pertolongan, terlihat langsung menyilangkan tangannya. Tanda pemain bernomor punggung 19 itu tidak bisa melanjutkan pertandingan. Posisinya langsung digantikan Bayu Setiawan.
Di babak pertama, tuan rumah justru kecolongan terlebih dahulu. Ketika pertandingan baru berjalan di menit ke-11.
Vinicius Leonardo da Silva yang membawa bola dari sektor sayap kanan, memberikan umpan lambung ke depan gawang Arema FC.
Pemain-pemain belakang Singo Edan, gagal mengantisipasi bola lambung tersebut dan justru mengarah ke Fareed Sadat, yang berdiri bebas di depan tiang gawang kiri Arema FC.
Tendangan kerasnya, menghujam tajam ke dalam gawang Arema FC, tanpa bisa dicegah oleh Adi Satryo. Kecepatan laju bola, menjadikan tak terbendung oleh kedua tangan kiper Arema FC.

RAKSASA: Paulinho terus dijaga ketat oleh Slavko Damjanovic di sektor sayap kiri Arema FC. (Foto: Arema Official)
Setelah gol tercipta, tensi pertandingan menjadi semakin tinggi. Berkali-kali wasit Muhammad Tri Santoso, harus menghentikan pertandingan karena ada pemain yang tergeletak.
Meski demikian, hanya dua kartu kuning dikeluarkan wasit di babak pertama. Semuanya untuk Bhayangkara FC. Yakni Ilija Spasojevic menit ke-9 dan Wahyu Subo Seto di menit ke-26.
Singo Edan yang tertinggal, terus memberikan tekanan ke pertahanan Bhayangkara FC. Namun rapatnya benteng tim yang berhomebase di Lampung ini, membuat banyak percobaan tendangan dari luar kotak penalti harus dilakukan oleh Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan.
Diantaranya tendangan keras Arkhan Fikri yang mengarah tajam ke gawang. Tetapi berhasil diblok oleh Awan Setho Raharjo.
Gol balasan Arema FC baru tercipta di menit ke-39. Lewat heading Dalberto Luan Belo.
Gol itu bermula dari sapuan bek Bhayangkara, Vinicius Leonardo da Silva yang justru mengarah ke gawang.
Dalberto yang berdiri tepat di depan gawang, langsung beradu kecepatan dengan Awan Setho yang mencoba menghalau.
Tetapi tandukkan Dalberto, mampu mengalahkan kecepatan tangan Awan Setho dan menyebabkan bola masuk ke dalam gawang.
Kedudukan imbang 1-1 bertahan hingga babak pertama usai.
Di babak kedua, Arema FC mulai berinisiatif untuk lebih mempertajam serangan.
Lagi-lagi dengan memanfaatkan trio Dalberto yang disokong Ian Lucas Puleio dan Paulo ‘Paulinho’ Roberto Moccelin.
Bahkan pergerakan dua pemain asal Brasil dan Argentina itu, begitu dinamis. Menjadikan serangan sulit untuk ditebak.
Apalagi sebagai ‘fake striker’ Dalberto justru lebih banyak bergerak di lini kedua. Menjadikan barisan pertahanan Bhayangkara kocar-kacir untuk bisa menghadang serangan yang menjadi sporadis.
Melihat situasi tersebut, pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster, menarik keluar tiga pemain sekaligus.
Ilija Spasojevic digantikan Dejan Racic. Sani Rizki Fauzi yang sudah mengantongi kartu kuning ditarik keluar, diganti Ginanjar Wahyu. Serta Fareed Sadat sang pencetak gol, digantikan Rafael Andres Nieto Rondo. Semuanya di menit ke-61.
Strategi Bhayangkara FC pun mulai berubah. Mereka tidak lagi banyak bermain dari sektor tengah. Tetapi memanfaatkan kecepatan Vinicius Leonardo da Silva di sektor sayap.
Walhasil Bayu Setiawan yang menggantikan posisi Achmad Maulana Syarif, harus benar-benar berusaha keras. Apalagi dari sisi postur tubuh, sangat kalah. Bayu tingginya hanya 166 cm, sedangkan Vinicius da Silva punya tinggi badan 186.
Penampilan cemerlang Adi Satryo, juga menjadi penyebab gagalnya berbagai gempuran Bhayangkara FC.
Duel-duel di udara, lantaran banyak serangan Bhayangkara yang berasal dari sayap, selalu berhasil dimenangkan kiper 24 tahun tersebut.
Ketenangan dan kejelian dalam membaca arah bola, tanpa terkecoh oleh pergerakan pemain, membuat Adi Satryo nyaris tidak melakukan kesalahan, saat memutuskan harus keluar dari garis gawangnya.
Merasa di lini tengah Arema FC mulai kedodoran, karena sering menjadi pintu masuk gempuran Bhayangkara FC. Pelatih Arema FC, Marcos Santos pun mengganti para pemain tengahnya.

WINGER: Ian Lucas Puleio Araya ketika melindungi bola dari sergapan pemain Bhayangkara FC. Pemain asal Argentina itu, memiliki kecepatan di sektor Sayap. (Foto: Arema Official)
Ian Lucas Puleio digantikan Salim Akbar Tuharea. Valdeci Moreira da Silva ditarik keluar, diganti Dendi Santoso. Serta Arkhan Fikri yang berjuang keras di tengah, digantikan Samuel Gideon Balinsa.
Dan gol kemenangan pun lahir, setelah gempuran Arema FC kembali tajam dengan berhasil dikuasainya kembali lini tengah.
Dalam sebuah serangan yang dimulai dari sayap kiri, Dalberto yang mendapatkan umpan lambung dari belakang, membawa bola masuk ke dalam kotak penalti.
Beberapa pemain berhasil dilewati. Hingga di dalam kotak terlarang, laju Dalberto harus dihentikan Muhammad Ferarri dengan mengganjal kaki kiri Dalberto.
Tetapi wasit Muhammad Tri Santoso, tidak serta merta langsung memberikan hadiah penalti. Bola pun masih terus berjalan di lapangan, hingga bola keluar lapangan.
Setelah itu, Wasit Tri Santoso mendapatkan call dari ruang VAR. Dari diskusi singkat di tengah lapangan, sembari terus dikerubungi pemain dari kedua tim, wasit pun memutuskan untuk review on field.
Melihat hasil rekaman dan diskusi dengan wasit di ruang VAR, wasit Tri Santoso pun memutuskan untuk memberikan hadiah penalti.
Ide dari Timnas Indonesia senior pun dilakukan pemain-pemain Arema FC. Bola yang akan diletakkan di titik putih, justru di bawa oleh Paulinho. Kemudian datang Dendi Santoso, untuk mengamankan Paulinho dari pemain-pemain Bhayangkara.
Tetapi saat pemain berhasil ‘diusir’ keluar dari kotak penalti, Dalberto yang berada di tengah lapangan, maju mengambil bola dari tangan Paulinho.
Tepat di menit ke-90+6, bola yang diletakkan di titik putih penalti, berhasil dieksekusi Dalberto.
Awan Setho gagal dalam membaca tendangan pemain nomor 94 itu. Hingga bola begitu mudah bersarang ke pojok kanan gawang. Sementara Awan Setho justru menjatuhkan diri ke sisi kiri.
Tidak terlalu lama dari gol kemenangan tersebut, wasit Tri Santoso pun menghentikan pertandingan, setelah tambahan waktu lima menit habis.
Singo Edan pun sukses menang 2-1 (1-1) di laga kandang keduanya di Super League musim 2025/2026 ini. Meski hanya disaksikan 840 penonton. (Ra Indrata)