
MALANG POST – Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang mengguyur Kota Batu, Rabu (20/8/2025) siang hingga menjelang petang, menyisakan kepedihan bagi warga. Sejumlah rumah di Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, rusak akibat peristiwa itu.
Bahkan ada keluarga yang harus mengungsi demi keselamatan. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mencatat, sedikitnya 10 rumah warga dan satu greenhouse rusak akibat terpaan angin. Kerusakan rata-rata terjadi pada bagian atap rumah.
“Kerusakan dominan di bagian atap rumah akibat hujan deras yang disertai angin kencang,” jelas Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu, Suwoko, Kamis (21/8/2025).
Kerusakan menimpa rumah Nur Cholis (55), warga Dusun Krajan RT 40 RW 06 Giripurno. Atap rumahnya yang berukuran 12 x 8 meter rusak. Nasib serupa dialami Mila Irawati (38) dengan kerusakan atap ukuran 7 x 7 meter yang jebol dihantam angin.
Di Dusun Sabrangbendo, kondisi tak kalah parah. Rumah Karmidi (41) kehilangan atap sepanjang 15 meter. Sementara Muslikin Handoko (52) harus menerima kenyataan atap rumahnya ukuran 12 x 7 meter ikut rusak. Begitu pula rumah Slamet Sugianto (46) dengan atap 15 x 6 meter yang terlepas sebagian.

AMBROL: Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Batu mengakibatkan sedikitnya 11 rumah dan satu greenhouse warga rusak. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Rumah lain yang terdampak yakni milik Dandy Krisdiyanto (25), Sumarto (58), Harsono (70), Rudianto (43), dan Nurkholis (50). Bahkan milik M. Sholikin Shofii (48) greenhouse berupa rumah kaca budidaya jamur berukuran 20 x 8 meter ikut porak-poranda.
Tak hanya di Giripurno. Di Desa Junrejo, tepatnya di Jalan Hasanudin, atap rumah milik Arini (42) juga ambrol. Atap rumah sepanjang 10 meter dengan lebar 6 meter runtuh karena lapuk dan tak kuat menahan hujan deras. Akibatnya, perabotan, bahan pangan dan pakaian basah kuyup.
Meski kerusakan cukup parah, BPBD memastikan tidak ada korban jiwa. Namun, dua keluarga terpaksa mengungsi. Keluarga Karmidi yang beranggotakan lima orang dan keluarga Mila Irawati dengan dua orang harus meninggalkan rumah demi keselamatan.
“Kerusakan atap rumah berdampak pada aktivitas harian warga. Ada juga yang jaringan listriknya terganggu,” ujar Suwoko.
Sebagai langkah cepat, BPBD bersama TNI, Polri, perangkat desa, hingga Tagana langsung turun tangan. Kerja bakti digelar untuk membersihkan material, mengevakuasi barang, hingga memperbaiki atap darurat. Bantuan terpal serta logistik juga sudah dibagikan kepada warga terdampak.
BPBD menegaskan, langkah tindak lanjut pascabencana masih terus dilakukan. “Kami akan melakukan asesmen lebih lanjut untuk memastikan kebutuhan warga. Prinsipnya, penanganan darurat harus segera, agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal,” pungkas Suwoko. (Ananto Wibowo)