
TEMPEL STIKER: Luiz Gustavo ketika mengawal pergerakan Dalberto Luan Belo dalam sesi latihan di Stadion Gajayana. Tinggal tersisa Luiz Gustavo di lini belakang yang paling siap diturunkan saat menjamu Bhayangkara FC. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Rencana pelatih Arema FC, Marcos Vinicius dos Santos Goncalves, dengan mendatangkan banyak legiun asing di sektor belakang, adalah untuk memperkuat benteng pertahanan.
Proyek itu didasarkan pada Liga 1 musim 2024/2025 lalu, ketika gawang Arema FC dibombardir hingga 52 gol dalam satu musim. Atau rata-rata 1,5 laga gawang Singo Edan selalu kebobolan.
Ternyata menjelang pekan ketiga Super League musim 2025/2026 ini, proyek tersebut sudah mendapat tantangan cukup besar. Pemain asing di sektor pertahanan dihantam cedera dan terkena sanksi kartu merah. Gawang Arema FC pun sudah kebobolan dua kali, dalam dua laga.
Di awal kariernya sebagai pelatih di Indonesia, Marcos Santos -sebutan akrab pelatih asal Brasil- sengaja meminta empat pemain asing baru dengan posisi defender didatangkan.
Nama-nama Luiz Gustavo, Yann Motta, Odivan Koerich dan Matheus Blade, langsung didatangkan. Itu belum termasuk Betinho, yang juga bisa diposisikan sebagai defender.
Mereka disiapkan mengganti semua pemain asing di sektor belakang yang memperkuat Arema FC di musim sebelumnya. Choi Bo-kyung tidak diperpanjang kontraknya. Thales Lira justru dipinjamkan ke Persija.
Tantangan pun muncul menjelang home kedua di pekan ketiga Super League. Saat Arema FC harus menjamu Bhayangkara Presisi Lampung FC, di Stadion Kanjuruhan, Jumat (22/8/2025) lusa.
Dua pemain belakangnya justru tak bisa diturunkan. Yann Motta diusir wasit Candra, saat Arema FC bermain imbang 1-1 lawan PSIM Yogyakarta. Odivan Koerich, masih belum pulih dari cederanya.
Matheus Blade, justru dianggap merugi kalau diposisikan sebagai defender. Karena pemain asal Brasil itu, dianggap lebih bagus jika ditempatkan di lini tengah.
“Saya melihat (Matheus) Blade bermain bagus di lini tengah,” kata Marcos Santos. Dasarnya, pemain 30 tahun itu memiliki kecepatan dan body balance yang kuat.
Otomatis Marcos Santos tinggal punya Luiz Gustavo yang siap berada di belakang. Karena dari dua laga yang sudah dilakoni Arema FC, pelatih 46 tahun ini terlihat suka dengan pola 4-3-3, yang bisa diubah menjadi 3-5-2. Luiz Gustavo pun perlu teman duet.
Mau tidak mau, Marcos Santos harus menyiapkan dua defender lokal. Nama-nama seperti Anwar Rifai dan Brandon Scheunemann, bakal bersaing untuk mengisi slot untuk duet dengan Luiz Gustavo.
“Hari ini (Rabu, 20/8/2025) Odivan sudah bisa latihan lagi. Besok apa bisa main? Saya coba dua hari ini. Jumat nanti biar tahu siapa yang main.”
“Kami harus memilih pemain yang sesuai dengan posisi aslinya. Kenapa kemarin (saat lawan PSIM) kami memasukkan (Anwar) Rifai, karena dia siap dan merupakan pemain yang cukup bagus,” kata pelatih berlisensi Pro Conmebol ini.
Peluang Brandon? Marcos Santos sempat menyebut, semua pemain yang ada di posisinya harus siap untuk turun.
“Brandon bagus. Kita lihat saja nanti bagaimana kesiapannya,” sebutnya.
Sebenarnya masalah yang dihadapi Marcos Santos saat ini, bukan hanya sekadar adanya pemain inti yang cedera. Tetapi juga banyaknya pemain yang cedera dan perlu perhatian khusus, setelah laga berat lawan PSIM Yogyakarta.
Apalagi pelatih yang sempat memoles Timnas Brasil di kelompok umur tersebut mengakui, intensitas tinggi pertandingan melawan PSIM Yogyakarta, serta kondisi lapangan di Stadion Sultan Agung, Bantul, menjadi penyebab beberapa pemain mengalami cedera ringan.
Belum lagi sejak menit ke-53, Arema FC dipaksa bermain dengan 10 pemain, karena Yann Motta kena kartu merah.
“Kami sudah memulai persiapan (lawan Bhayangkara FC), tapi banyak pemain cedera. Besok akan saya cek lagi di persiapan terakhir,” katanya.
Tak heran jika dalam sesi latihan Rabu (20/8/2025) beberapa pemain terlihat menjalani latihan secara terpisah. Seperti Odivan Koerich, Betinho, Ian Puleio, dan Jayus Hariono.
Meski begitu, Marcos Santos tetap bersyukur mendapat dukungan penuh dari manajemen Arema FC. Yang memberikan fasilitas kendaraan yang cukup nyaman, untuk perjalanan pulang ke Malang.
Kondisi tersebut bisa membantu pemain untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Serta proses pemulihan pemain lebih bagus, meski kelelahan masih terasa. (*/Ra Indrata)