
MALANG POST – Suasana halaman Balai Kota Among Tani, Rabu (20/8/2025), berubah riuh penuh warna. Lebih dari 1.500 anak-anak usia dini dari berbagai lembaga pendidikan PAUD, TK, KB, SPS, hingga RA se-Kota Batu tumpah ruah meramaikan ajang Gebyar PAUD 2025.
Gelak tawa, tarian ceria, hingga senyum polos anak-anak menjadi pemandangan yang menghangatkan hati siapa pun yang hadir. Tema besar yang diusung adalah ‘Sampahku Tanggung Jawabku’. Dari tema itu, jelas tergambar semangat untuk menanamkan nilai cinta lingkungan sejak dini.
Kegiatan itu, tak sekadar bermain dan bernyanyi, anak-anak juga diajak memahami bahwa menjaga bumi adalah tugas bersama. Wali Kota Batu Nurochman bersama Bunda PAUD Kota Batu, Siti Faujiyah Nurochman. Ikut mendampingi Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto bersama Ketua Bidang II TP PKK Kota Batu, Ridha Heli Suyanto hadir langsung. Kehadiran mereka membuat anak-anak semakin bersemangat menampilkan kreasi terbaiknya.
Halaman Balai Kota Among Tani dan Graha Pancasila dipenuhi karya anak-anak. Ada pameran daur ulang, lomba hias tempat sampah, hingga tarian dan nyanyian yang penuh pesan moral tentang menjaga lingkungan.
“Saya menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak dengan bangga memamerkan tempat sampah daur ulang yang mereka hias sendiri. Itu bukti nyata bahwa pendidikan lingkungan bisa disampaikan dengan cara menyenangkan,” tutur Cak Nur.

MINUM SUSU: Wali Kota Batu, Nurochman saat mengajak anak-anak minum susu bersama dalam kegiatan Gebyar PAUD 2025. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Menurutnya, pembangunan Kota Batu tidak boleh hanya fokus pada infrastruktur atau ekonomi. Lebih penting dari itu, kata dia, adalah membangun manusia berkarakter yang peduli dan berkelanjutan.
“Anak-anak adalah masa depan kita. Melalui kegiatan seperti ini, kami menanamkan nilai tanggung jawab, disiplin dan kepedulian sosial sejak dini,” tegasnya.
Kegiatan yang digagas Dinas Pendidikan bersama TP PKK Kota Batu ini bukan sekadar seremoni. Ada pesan strategis di balik kemeriahan itu, yakni mencetak generasi emas Kota Batu yang cerdas sekaligus ramah lingkungan.
Bagi Pemkot Batu, Gebyar PAUD bukan sekadar pesta tahunan. Cak Nur berharap kegiatan ini menjadi trigger lahirnya gerakan masif dari seluruh elemen masyarakat—orang tua, guru, hingga stakeholder lain.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai awal gerakan besar. Kita bentuk generasi emas Kota Batu yang cerdas, sehat, sekaligus bertanggung jawab terhadap lingkungan,” tuturnya.
Bunda PAUD Kota Batu, Siti Faujiyah Nurochman, menambahkan bahwa pembiasaan sejak dini akan membentuk karakter anak-anak di kemudian hari. “Kalau mereka sudah terbiasa memilah sampah, mencintai kebersihan, dan menjaga lingkungan, nilai itu akan melekat sampai dewasa,” tuturnya.
Kemeriahan makin lengkap dengan adanya Gerakan Minum Susu Bersama. Dari balik gelas-gelas kecil berisi susu, anak-anak tak hanya diajak hidup sehat, tetapi juga dilatih bertanggung jawab terhadap sampah kemasan yang mereka hasilkan.
“Belajar mencintai lingkungan bisa dimulai dari hal sederhana, menghias tempat sampah, menari, bernyanyi, hingga minum susu bersama. Dari situlah harapan besar Kota Batu tumbuh. Lahir generasi masa depan yang bukan hanya pintar, tapi juga peduli pada bumi tempat mereka berpijak,” tutupnya. (Ananto Wibowo)