
NGLONDANG: Aremania yang datang menyaksikan langsung Arema FC menjamu PSBS Biak. Di laga kandang perdana itu, masih banyak bangku kosong. Dari 5.000 tiket yang disediakan, hanya 1.336 tiket yang terjual. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Setelah direnovasi yang menelan biaya Rp357,84 miliar, kapasitas Stadion Kanjuruhan justru menjadi berkurang. Dari sebelumnya 30 ribu penonton, kini tinggal tersisa 21.600 single seat.
Dari total jumlah tempat duduk tersebut, Panpel Arema FC hanya diizinkan maksimal menjual 75 persen tempat duduk. Atau tersisa 16 ribu tiket yang boleh dijual.
Tetapi melihat animo suporter yang tampaknya belum pulih paska Tragedi Kanjuruhan, Panpel Arema FC hanya akan menjual 5.000 tiket untuk laga home kedua. Saat Arema FC menjamu Bhayangkara Presisi Lampung FC, pada Jumat (22/8/2025) lusa.
Apalagi berkaca pada laga perdana di Super League musim 2025/2025. Ketika menjamu PSBS Biak, pada Senin (11/8/2025) lalu, jumlah tiket yang terjual hanya 2.336 lembar.
”Kami menilai, rata-rata jumlah penonton yang datang berkisar 2.500 orang. Itu tecermin sejak laga menghadapi Persik Kediri (Liga 1 musim 2024/2025),” kata Erwin Hardiyono, Ketua Panpel Pertandingan Arema FC.
Hanya saja, angka 5.000 lembar tiket yang dicetak itu masih bersifat fleksibel. Artinya bisa saja bakal bertambah jika animo pembelian tiket ada tren meningkat. Yang akan terlihat hingga H-2 pertandingan.
Beberapa faktor penyebab, sebutnya, karena dua laga terakhir Arema FC ada tren positif. Yakni unggul telak 4-1 atas PSBS Biak di Stadion Kanjuruhan. Serta bermain imbang 1-1 di kandang PSIM Yogyakarta.
Meski Erwin juga mengaku bakal berkoordinasi dengan Polres Malang, jika akan menambah jumlah tiket yang akan dicetak. Lantaran jumlah tiket yang beredar, harus sebanding dengan petugas keamanan yang bakal diturunkan.
”Untuk level pengamanannya, diperkirakan medium. Karena masih euforia bulan Agustus,” tambah Erwin, sembari memperkirakan 1.400 personel gabungan yang akan diturunkan.
Padahal di sisi yang lain, pelaith Arema FC, Marcos Santos, sangat berharap Aremania bisa berbondong-bondong datang ke Stadion Kanjuruhan.
Pelatih asal Brasil itu mengaku iri dengan banyaknya suporter PSIM Yogyakarta, yang memenuhi Stadion Sultan Agung, saat menjamu Arema FC pada Sabtu (16/8/2025) kemarin.
Match report Super League 2025/2026 mencatat, 8.618 penonton yang hadir di stadion yang berada di Bantul tersebut.
Marcos Santos pun mengaku sempat merinding, melihat Stadion Sultan Agung dipenuhi Brajamusti, julukan suporter PSIM Yogyakarta. Apalagi suporter itu sempat menganggu mental pemain-pemainnya.
“Saya melihat bagaimana PSIM didukung penuh suporter di Sultan Agung.”
“Tapi saya hanya bermimpi bagaimana kalau Stadion Kanjuruhan penuh dengan Aremania.” “Tentunya kami ingin merasakan dukungan seperti itu, agar pemain semakin bersemangat. Karena kami tidak mendapatkan itu kemarin (di Stadion Kanjuruhan),” katanya seusai laga PSIM versus Arema FC, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, pelatih 46 tahun itu yakni dengan dua laga perdana Arema FC yang berada di tren positif, akan memancing Aremania untuk mau kembali hadir ke Stadion Kanjuruhan.
“Saya percaya, para pemain bisa mendapat energi tambahan dari tribun. Itu dibukti oleh PSIM. Mereka terus mendapatkan dukungan tanpa henti, hingga akhirnya berhasil menyamakan kedudukan,” jelasnya.
Terlebih-lebih, Marcos Santos meyakinkan kalau dukungan Aremania, adalah hal yang paling ditunggu Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan.
Menurutnya, Bhayangkara FC ada tim yang kuat. Tapi ia yakin melawan mereka akan lebih mudah kalau ribuan Aremania datang mendukung.
“Dukungan dari Aremania pasti membuat kami lebih kuat di lapangan. Para pemain sudah bekerja keras setiap hari. Mereka berhak mendapatkan itu,” tegasnya. (*/Ra Indrata)