
MALANG POST – Proses pencarian Chamdan Salman Alfarizi (22), pemuda asal Desa Grinting, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, terus dikebut. Hingga hari kedua, Selasa (19/8/2025), sebanyak 200 personel gabungan sudah diterjunkan ke Gunung Buthak.
Chamdan dinyatakan hilang sejak akhir pekan lalu saat melakukan pendakian bersama kedua rekannya.
Dantim Operasi Unit Siaga SAR Basarnas Malang, Yoni Fariza menyatakan, ratusan personel tersebut berasal dari berbagai unsur. Mulai Basarnas, BPBD, komunitas pecinta alam, warga lokal, hingga relawan lintas organisasi.
“Total ada empat Search and Rescue Unit (SRU) yang sudah kami berangkatkan. Siang ini kami tambah satu SRU lagi menuju titik koordinat di sisi kiri padang savana Gunung Buthak,” terang Yoni.
Menurut Yoni, area pencarian difokuskan di lokasi terakhir survivor terlihat. Informasi awal menyebut, Chamdan bersama temannya sempat mendirikan di savana sebelum akhirnya hilang kontak.
“Karena itu, fokus pencarian tetap di sekitar titik terakhir,” ujarnya.
Tak hanya petugas, enam anggota keluarga Chamdan juga ikut terjun langsung ke medan pencarian. Kehadiran mereka, kata Yoni, sekaligus jadi penguat semangat bagi tim gabungan yang harus menghadapi cuaca dingin dan jalur terjal khas Gunung Buthak.

FOKUS PENCARIAN: Tim SAR Gabungan tengah fokus melakukan proses pencarian salah satu survivor yang hilang di Gunung Buthak, saat ini jalur pendakian gunung tersebut ditutup sementara. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Chamdan sejatinya bukan pendaki pemula. Sebelum ke Buthak, ia sudah beberapa kali menjajal puncak gunung lain, termasuk Sindoro. Pengalamannya ini membuat pihak keluarga optimistis ia bisa bertahan lebih lama di alam bebas.
“Survivor bukan anak baru di dunia pendakian. Jadi kami masih sangat berharap survivor bisa ditemukan dengan selamat,” imbuh Yoni.
Proses pencarian sendiri akan dilakukan selama tujuh hari sesuai SOP Basarnas. Namun, harapan besar tetap digantungkan agar Chamdan bisa ditemukan lebih cepat, tentu dengan kondisi selamat.
Untuk mempermudah pencarian, jalur pendakian Gunung Buthak sementara ditutup. Yoni menjelaskan, penutupan jalur sangat penting agar jejak survivor tidak tertutup oleh lalu lalang para pendaki lain.
“Kalau masih dibuka, petugas akan kesulitan membaca tanda-tanda. Secara visual pun bakal bias,” jelasnya.
“Yang jelas, seluruh personel bekerja maksimal. Kondisi di lapangan memang menantang, tapi semangat kami tetap sama, membawa Chamdan kembali,” pungkas Yoni. (Ananto Wibowo)