
MALANG POST – Laga tandang perdana bagi Arema FC, memang tidak terlalu mengecewakan. Satu poin berhasil dibawa pulang dari kandang PSIM Yogyakarta, Stadion Sultan Agung, Bantul.
Di pekan kedua Super League musim 2025/2026, pada Sabtu (16/8/2025) kemarin, Arema FC bermain imbang 1-1 (0-1) saat dijamu PSIM Yogyakarta.
Dua gol yang bersarang ke dua gawang yang berbeda, sama-sama dicetak oleh pemain Arema FC. Dalberto Luan Belo mencetak gol dari titik penalti di menit ke-41. Serta gol bunuh diri Roberto Pimenta ‘Betinho’ Vinagre Filho, yang terjadi di menit 88.
Dalam laga yang dipimpin wasit Candra tersebut, juga diwarnai kartu merah perdana bagi Arema FC. Diterima Yann Motta Pinto, saat pertandingan berada di menit ke-54.
Tetapi yang menjadi menarik dari laga tersebut, adalah terpilihnya kiper Arema FC, Adi Satryo, sebagai player of the match.
Meski gawangnya kebobolan, tetapi kiper 24 tahun itu melakukan hingga tujuh kali penyelamatan gemilang. Antara lain, mementahkan peluang dari Ze Valente pada menit ke-17 dan tendangan jarak jauh Norberto Ezequiel Vidal pada menit ke-24.
Di datangkan dari PSS Sleman, kiper yang oleh transfermarkt dihargai Rp3,48 miliar ini, padahal awalnya disiapkan menjadi kiper kedua, setelah Lucas Frigeri yang sudah memperkuat Arema FC sejak musim 2024/2025 lalu.
Hanya saja, pelatih Arema FC, Marcos Santos, justru memberikan kepercayaan kepada kiper kelahiran Tangerang ini, untuk turun sebagai kiper utama dalam dua laga perdana Arema FC.
Kepercayaan itu tidak disia-siakan kiper Timnas U-22 Indonesia ini. Sekali pun belum pernah clean sheet dari dua laga perdana, tapi gol-gol yang bersarang ke gawang Arema FC, adalah gol ‘terpaksa’.
Gol pertama yang menjebol gawang Adi Satryo, terjadi saat Arema FC menang 4-1 dari PSBS Biak. Terjadi di menit ke 90+7 lewat titik penalti yang diambil Claudio Ferreira.
Lalu gol kedua saat Arema FC bermain imbang 1-1 lawan PSIM Yogyakarta. Gol itu pun lahir karena kesalahan Betinho dalam menghalau bola lambung. Tandukan kepala pemain asal Brasil yang bermaksud membuang bola keluar, justru berubah arah masuk ke gawang sendiri.
Selepas pertandingan, kiper yang resmi bergabung dengan Arema FC sejak 1 Juli 2025 ini mengakui jika laga tandang perdananya berlangsung cukup seru dan sengit.
“Apalagi kita bermain 10 orang. Kita jadi kalah jumlah. Banyak hal yang harus diperbaiki ke depannya. Terutama menjadi acuan saya pribadi,” kata pemain yang pernah bergabung dengan Persib U-16 di tahun 2017 lalu.
Dalam laga yang disaksikan 8.618 penonton tersebut, Adi Satryo memang harus jatuh bangun untuk mengawal gawang Singo Edan.
Kehilangan Yann Motta di lini belakang, menjadikan daerah pertahanan Arema FC menjadi serbuan Laskar Mataram.
Bahkan dalam laga tersebut, kiper yang pernah memperkuat Persik Kediri ini, juga sempat mendapatkan kartu kuning. Wasit Candra menganggap Adi Satryo mengulur-ulur waktu, ketika mendapatkan bola mati yang keluar dari garis lapangan.
“Teman-teman banyak membantu saya untuk terus berkembang di lapangan.”
“Saya pribadi juga ingin terus konsisten. Apalagi kompetisi masih sangat panjang,” tandas kiper yang sudah 15 kali menjaga gawang Timnas Indonesia dari berbagai kelompok usia ini.
Pelatih Arema FC, Marcos Santos sendiri, juga memberikan apresiasi khusus terhadap penampilan gemilang kipernya, Adi Satryo.
Apalagi berkat serangkaian penyelamatan krusial, Adi Satryo dinobatkan sebagai player of the match dalam laga tersebut.
Pelatih asal Brasil tersebut, menyoroti peran vital Adi Satryo dalam mengamankan satu poin penting di kandang lawan.
Menurutnya, performa luar biasa yang ditunjukkan Adi di bawah mistar gawang, menjadi kunci yang membuat Arema FC terhindar dari kekalahan.
“Tanpa adanya penyelamatan-penyelamatan penting yang dilakukan Adi (Satryo), Arema FC kemungkinan besar akan pulang dengan tangan hampa.”
“Dia tampil luar biasa dan sangat krusial bagi tim. Itu jadi bukti kualitas Adi Satryo, sebagai salah satu penjaga gawang andal di kompetisi Super League,” tegas pelatih 46 tahun itu.
Meskipun secara umum timnya mendapat sorotan, terkait kartu merah yang diterima Yann Motta, penampilan individu Adi Satryo secara konsisten, mendapatkan pujian sebagai faktor pembeda yang berhasil menyelamatkan Arema FC di pertandingan tandang yang sulit tersebut. (Ra Indrata)