
MALANG POST – Pemkot Batu terus memacu pertumbuhan ekonomi lewat penguatan produk lokal. Tak sekadar slogan, mereka menerapkan langkah konkret melalui pengadaan barang dan jasa berbasis digital, yang memudahkan pelaku usaha masuk pasar pemerintah.
Komitmen itu salah satunya diwujudkan lewat event Business Matching #3 Makin Lokal, Makin Bangga di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Selasa–Rabu (12–13/8/2025). Dengan mengusung tema ‘Mbatu SAE Dimulai dari Pengadaan Mewujudkan Ekonomi Lokal yang Mandiri dan Berdaya Saing’.
Sekretaris Daerah Kota Batu, Zadim Efisiensi menegaskan, bahwa pengadaan barang dan jasa (PBJ) pemerintah melalui e-katalog kini menjadi salah satu program strategis mendorong ekonomi daerah.
“Selain itu, ini juga menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan dan menjadi penggerak pengusaha lokal,” ujarnya.
Menurut Zadim, Pemkot Batu sejalan dengan kebijakan nasional penggunaan produk dalam negeri dan pemberdayaan UMKM. Salah satu wujudnya adalah Inovasi Bangga E-Lokal, yang mengubah pola kerja pengadaan dari manual menjadi digital.
“Inovasi ini lahir sebagai respons atas masalah pengadaan yang dulu cenderung lambat, kurang transparan dan rawan kecurangan. Sekarang prosesnya lebih efisien, akuntabel dan mudah diakses oleh pelaku usaha lokal,” paparnya.

LOKALAN: Wali Kota Batu, Nurochman saat membuka event Business Matcht #3 Makin Lokal Makin Bangga, guna memacu pertumbuhan ekonomi melalui penguatan produk lokal. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Hasilnya cukup mencolok. Pada tahun 2022, jumlah penyedia lokal di e-katalog Kota Batu hanya 54. Dua tahun kemudian, jumlahnya melonjak menjadi 360 penyedia, atau naik lebih dari 666 persen. Jumlah produk yang tayang juga meroket, dari 743 item pada 2022 menjadi lebih dari 9.000 item pada 2025.
“Peningkatan ini menunjukkan tingginya apresiasi pelaku usaha lokal, sekaligus terbukanya potensi ekonomi daerah,” kata Zadim.
Pertumbuhan itu juga tercermin pada nilai perencanaan anggaran di e-katalog. Tahun 2022 tercatat Rp94 miliar, 2023 naik menjadi Rp229 miliar dan tahun 2024 mencapai Rp272 miliar.
Sementara itu untuk nilai realisasi transaksi e-purchasing, tercatat Rp48 miliar pada tahun 2022, lalu naik ke Rp152 miliar pada 2023 dan kembali meningkat menjadi Rp207 miliar pada tahun 2024.
“Capaian ini akan terus kami dorong melalui agenda strategis bersama seluruh pemangku kepentingan,” tambah Zadim.

Wali Kota Batu, Nurochman menegaskan, semua pencapaian ini tidak boleh berhenti di angka. Komitmen ini harus dibuktikan, bukan sekadar narasi atau omon-omon saja.
Mulai tahun ini, seluruh SKPD Pemkot Batu harus menjadi ujung tombak promosi dan membeli produk lokal. “Kalau sudah bangga e-lokal tapi tidak membeli produk UMKM lokal, berarti tidak konsisten,” kata Cak Nur, sapaan akrabnya.
Menurutnya, pasar utama produk UMKM justru ada di lingkungan birokrasi. “Saat rapat, makanan-minuman harus dari UMKM. Produk lokal sekarang kualitasnya juga sudah keren,” ujarnya.
Namun, ia menekankan bahwa pembelian saja tidak cukup. Pemkot juga harus memberikan pendampingan berkelanjutan kepada pelaku UMKM dan petani agar kualitas dan kontinuitas pasokan terjaga.
“Selama ini pendampingan masih kurang, akibatnya mereka sulit berkembang. Pemerintah harus hadir, bukan hanya berwacana,” kata Cak Nur.
“Kita semua adalah agen promosi produk lokal. Kalau komitmen ini dipegang seluruh SKPD, produk UMKM Kota Batu akan semakin dikenal luas dan laris,” tutupnya. (Ananto Wibowo)