
MALANG POST – Pertandingan perdana Arema FC di Super League musim 2025/2026, tidak sekadar banyak menciptakan ‘rekor’. Tapi juga munculnya transformasi seorang pemain yang berjuluk One Man One Club. Dendi Santoso.
Laga yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Senin (11/8/2025) sore itu, menjadi kemenangan perdana Arema FC saat kembali dari ‘perantauannya’ selama hampir tiga musim.
Menjamu PSBS Biak, Singo Edan unggul 4-1 (1-0). Dalberto Luan Belo mencetak hat-trick pertama di Super League musim 2025/2026. Masing-masing di menit 17, 70 dan 80. Ditambah gol Valdeci Moreira da Silva di menit ke-62.
Satu-satunya gol PSBS Biak, dihasilkan dari titik putih. Claudio Lucas Ferreira yang menjadi algojo, mampu menjebol gawang Adi Satryo, saat laga sudah berjalan di menit 90+7.
Tetapi ada hal lain yang cukup menarik. Yakni tampilnya Dendi Santoso, yang sudah diubah posisinya menjadi seorang gelandang tengah. Padahal sejak awal kariernya sebagai pemain Arema, Dendi akrab dengan posisi gelandang sayap.
Menyandang ban kapten tim, setelah Johan Ahmat Alfarizie absen, Dendi seperti menemukan kembali keahliannya bermain bola.
Duet dengan Valdeci di lini tengah, menyosong pergerakan striker dan dua wing back, Dendi terlihat cukup menikmati posisi barunya. Sepertinya pemain yang sudah berusia 35 tahun itu, tidak menampaknya ‘usia uzur’.
Termasuk statusnya sebagai kapten tim, juga bisa diperankan dengan baik. Mulai dari menjaga emosi pemain, sampai saat harus beradu argumen dengan wasit asal Jepang, Yudai Yamamoto.
Tak heran jika pelatih Arema FC, Marcos Vinicisus Santos Goncalves, memberikan pujian yang sangat besar, kepada pemain lahir pada 16 Mei 1990 ini.
“Dendi memiliki sebuah kisah yang indah di Arema. Apalagi dia sangat bijak dan memiliki kualitas.”
“Tentu saja dia sudah dewasa. Memang dia bukan lagi seorang pemain yang kuat. Tapi dia terus berkembang dan berkembang dengan cepat,” kata Marcos Santos, dalam sesi post match press conference, Senin (11/8/2025) kemarin.
Kehadiran Dendi, memang menjadi ‘perwakilan’ pemain lokal senior di laga yang ditonton 2.336 Aremania tersebut. Apalagi di laga tersebut, Marcos Santos menurunkan langsung tujuh pemain asingnya.
Karena itulah, sebelum memutuskan menempatkan Dendi di posisi tengah, pelatih asal Brasil itu mengaku sudah berbicara empat mata dengan pemain yang akrab di nomor punggung 41 tersebut.
“Ketika saya membawanya ke tengah-tengah, saya berbicara dengan dia.”
“Saya tanya, apakah dia merasa nyaman di posisi tersebut. Termasuk bisa bekerjasama dengan baik bersama Valdeci, Paulinho, Ian Puleio dan Dalberto.”
“Ternyata dia benar-benar bisa menjalankan perannya dengan sangat baik,” tandas pelatih 46 tahun itu.
Di mata pelatih berlisensi Pro Conmebol itu, Dendi sangat baik dalam menahan serangan lawan sebagai orang pertama.
Dendi, kata Marcos, juga bisa mencari posisi yang pas. Termasuk bisa mengawasi permainan dan pemain Arema lainnya.
“Dia ada segala-galanya, agar bisa menjalankan permainan di fungsi ini.”
“Karena di posisi dia, memang tidak membutuhkan kekuatan secara fisik. Tetapi (yang dibutuhkan) secara intelektual.”
“Dendi bisa berperan sebagai nomor 10, karena dia pintar. Jadi lebih gampang untuk dia, apalagi dia punya kualitas juga senior,” demikian Marco. (Ra Indrata)