
MALANG POST – Seringkali sebagian orang yang berpikir bahwa limbah tidak bisa dimanfaatkan. Tapi tidak dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berdampak di Desa Sumberejo, Kota Batu.
Kelompok KKN ini menghadirkan program unggulan berupa pembuatan lilin aroma terapi berbahan dasar minyak jelantah rumah tangga. Mereka akan berupaya memberikan dampak selama satu bulan pada Juli hingga Agustus ini.
Program ini tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga menghasilkan produk bernilai ekonomi yang mudah diterapkan oleh masyarakat.
Selaku ketua kelompok, Herdian menjelaskan bahwa ide lilin aromaterapi berangkat dari keprihatinan terhadap kebiasaan warga membuang minyak bekas sembarangan. Ini berpotensi mencemari lingkungan dan menyumbat saluran air.
“Daripada dibuang, minyak jelantah bisa dimanfaatkan menjadi lilin aromaterapi. Selain mengurangi limbah, aromaterapi ini juga bermanfaat bagi kesehatan, mengharumkan ruangan, hingga mengurangi sesak napas,” ujarnya.
Proses pembuatannya terbilang sederhana karena mereka menggunakan minyak jelantah direndam bersama arang selama 24 jam untuk menghilangkan bau. Kemudian dipanaskan dan dicampur asam stearat sebagai pengeras.

Pewarna dan minyak esensial ditambahkan untuk menghasilkan lilin beraroma menenangkan. Dengan modal minim, produk ini dinilai potensial untuk dikembangkan menjadi usaha kreatif warga.
Di sisi lain, Kepala Desa Sumberejo, Erianto, mengapresiasi tinggi gagasan mahasiswa tersebut. Ia menilai, program ini bukan hanya kreatif, tetapi juga aplikatif bagi warga desa.
Ia menjelaskan pemerintah desa selau terbuka untuk kolaborasi dan siap mendukung setiap inovasi mahasiswa yang memberikan dampak positif bagi warganya.
“Semua rumah tangga pasti punya sisa minyak jelantah. Kalau dimanfaatkan seperti ini, nilainya akan jauh lebih bermanfaat dan bisa mengurangi sampah di rumah,” ujarnya.
Dukungan dan semangat juga hadir dari Prof. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si. selaku wakil rektor V UMM yang turut hadir dalam kegiatan monitoring dan evaluasi (monev). Ia menegaskan bahwa program KKN harus mampu menjadi inspirasi dan meninggalkan jejak positif di masyarakat.
Karena menurutnya untuk menghadapi tantangan masa depan, mereka harus memanfaatkan pengalaman di lapangan sebagai bekal nantinya dan siap untuk berkontribusi bagi bangsa, baik melaui pekerjaan, usaha, maupun studi lanjut.
“Harapannya, kehadiran mahasiswa dapat meningkatkan literasi, memberdayakan masyarakat, dan memunculkan solusi kreatif seperti lilin aromaterapi ini. Walaupun waktunya hanya satu bulan, karya yang bermanfaat akan selalu diingat warga,” jelasnya.
Program lilin aromaterapi ini menjadi bukti bahwa inovasi sederhana yang memanfaatkan potensi lokal mampu memberi manfaat luas. Dengan dukungan pemerintah desa dan universitas, karya mahasiswa KKN UMM di Sumberejo diharapkan dapat terus berkembang, bahkan menjadi produk unggulan desa yang bernilai jual tinggi. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)