
MALANG POST – Pemkot Batu mengalokasikan anggaran Rp1,8 miliar untuk membiayai kuliah 200 mahasiswa penerima program beasiswa 1.000 Sarjana tahun 2025. Bantuan ini menanggung 100 persen Uang Kuliah Tunggal (UKT) sejak semester pertama hingga lulus, dengan dukungan tambahan pendanaan dari Forum Corporate Social Responsibility (CSR).
Dari 284 pendaftar, ada 214 yang lolos seleksi administrasi. Mereka tersebar di sejumlah perguruan tinggi yang sudah menjalin kerja sama, muali Universitas Islam Malang (Unisma) hingga kampus lain di Jawa Timur.
Wali Kota Batu Nurochman menyatakan, program ini bukan setengah hati. Semua biaya UKT ditanggung 100 persen. Dari semester satu sampai wisuda. Tidak ada yang putus di tengah jalan.
Dana beasiswa ini diambil langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025, plus suntikan dari Forum CSR. Kami alokasikan Rp 1,8 miliar. Insya Allah cukup untuk kuota 200 mahasiswa tahun ini,” ujar Cak Nur, Senin (11/8/2025).
Penerima beasiswa ini terbagi menjadi tiga golongan. Pertama, mahasiswa berprestasi baik akademik dengan IPK minimal 3,25, maupun non-akademik di bidang olahraga, budaya, sains, atau kejuaraan tingkat provinsi hingga internasional.
Kedua, mahasiswa dari keluarga tidak mampu, termasuk penyandang disabilitas. Kemudian Hafiz Quran minimal 10 juz juga masuk prioritas penerima beasiswa.

BERI SEMANGAT: Wali Kota Batu, Nurochman saat memberikan semangat di salah satu sekolah di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Ketiga, kategori afirmasi untuk guru non-ASN, perangkat desa yang belum sarjana, hingga pelaku UMKM yang diakui berkontribusi bagi daerah. Selain itu juga ada beasiswa vokasi, guna mendukung visi misi Walikota dan Wakil Wali Kota Batu di bidang pertanian, pariwisata, lingkungan dan agribisnis.
Program ini tak hanya soal pendidikan. Cak Nur ingin kampus-kampus mitra ikut terjun dalam riset yang mendukung sektor unggulan Kota Batu seperti pertanian dan pariwisata.
“Kami minta profesor, doktor dan mahasiswa ikut memikirkan inovasi. Dari bibit, teknologi tanam, sampai pemasaran. kota Batu harus jadi pusat pertanian modern,” tegasnya.
Pendanaan Program 1.000 Sarjana tak semua dana berasal dari APBD. Beberapa bank dan investor sudah memastikan ikut urun rembuk melalui Forum CSR.
“Dengan cara ini, maka beban APBD jadi ringan. Kemudian juga lebih banyak mahasiswa yang bisa dibantu,” kata Cak Nur.
Dengan skema ini, mahasiswa cukup fokus belajar. Tidak perlu memikirkan kerja sambilan untuk membayar UKT.
Jika semua berjalan mulus, Kota Batu akan memiliki lebih banyak sarjana dari berbagai bidang. Menjadikan Kota Batu penggerak ekonomi, inovator pertanian dan pembawa perubahan.
Leih lanjut, Cak Nur itu juga menyoroti potensi perekonomian Kota Batu dari bidang pertanian. Menurutnya saat ini Pemkot Batu sedang menggarap pertanian menjadi leading sector.
“Karna itu, kami meminta kepada perguruan tinggi yang telah menjalin kerja sama, di antaranya seperti Unisma, disertakan keikutsertaan profesor, doktor dan mahasiswa dalam merekomendasikan riset tentang pertanian,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu M. Chori menyebut, program 1.000 sarjana diluncurkan selain untuk meningkatkan SDM Kota Batu, juga dalam rangka untuk meningkatkan angka lama rata-rata sekolah.
“Saat ini di Kota Batu angka lama rata-rata sekolah baru 9,87,” ungkap Chori.
“Beasiswa yang kita berikan berupa bantuan UKT full sampai lulus. Khusus bagi keluarga tidak mampu akan ditambah uang bulanan sebesar Rp250 ribu,” tambahnya.
Pada tahun 2025 ini, program 1.000 sarjana akan direalisasikan sebanyak 200 kuota. Menyesuaikan kekuatan pembiayaan berdasarkan anggaran yang telah disahkan. (Ananto Wibowo)