
MALANG POST – Kota Batu kembali membuktikan diri sebagai kota yang ramah bagi anak-anak. Di sebuah panggung penghargaan di Jakarta, nama Kota Batu kembali dipanggil. Untuk ketiga kalinya berturut-turut, predikat Kota Layak Anak (KLA) Tingkat Nindya berhasil direbut.
Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Eddy Hartono, bersama Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan kepada Wakil Wali Kota Heli Suyanto.
Data dari Kementerian PPPA RI menunjukkan, perjalanan KLA Kota Batu cukup panjang. Tahun 2016–2017, masih di level Pratama. Lalu naik kelas menjadi Madya pada 2018, 2019 dan 2021. Puncaknya, sejak 2022 hingga 2025 (kecuali 2020 yang absen karena pandemi), Kota Batu konsisten mempertahankan Nindya. Total, sudah delapan kali berturut-turut Kota Batu meraih penghargaan KLA.
Dengan raihan ini, Wawali Heli Suyanto mengaku bangga. “Penghargaan ini adalah buah dari kolaborasi semua elemen masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan anak. Mulai OPD terkait, lembaga masyarakat, sampai anak-anak yang terlibat langsung dalam perencanaan pembangunan,” ujarnya, Minggu (10/8/2025).
Meski begitu, Heli sadar, perjuangan belum selesai. Target berikutnya harus naik kelas dari Nindya ke level tertinggi. “Untuk mewujudkan target itu, kita butuh masukan dari semua pihak, agar Kota Batu punya nilai plus yang bisa membawa kita naik kelas,” tambahnya.

PENGHARGAAN: Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto saat menerima penghargaan Kota Layak Anak kategori Nindya di Jakarta. (Foto: Istimewa)
Menurut Heli, penghargaan ini adalah buah dari kolaborasi semua elemen masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan anak.
“Kami akan terus berinovasi untuk memastikan Kota Batu menjadi tempat terbaik bagi anak untuk tumbuh cerdas, sehat dan ceria di ruang publik,” ujarnya.
Dengan raihan hat-trick Nindya ini, Kota Batu tak hanya menjaga reputasinya, tapi juga memupuk ambisi untuk menjadi kota terbaik bagi anak-anak Indonesia. Sebuah langkah penting menuju cita-cita besar: menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan generasi yang cerdas, sehat dan bahagia.
Menteri PPPA RI, Arifah Fauzi memberi pesan khusus kepada para kepala daerah penerima penghargaan. Ia juga mengapresiasi kepada seluruh kepala daerah penerima Penghargaan KLA, karena telah turut berpartisipasi dalam pemberian perlindungan dan akses yang setara bagi perempuan dan anak Indonesia.
“Keberhasilan membangun KLA sangat ditentukan keberpihakan, kepemimpinan, dan komitmen nyata dari kepala daerah. Isu perlindungan dan pemenuhan hak anak harus menjadi prioritas,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menambahkan perspektif yang lebih luas. Menurutnya, di tengah derasnya arus teknologi dan artificial intelligence (AI), kota harus menciptakan ruang nyata yang menyenangkan dan layak huni bagi anak.
“Gadget itu bukan dunia nyata. Anak perlu pengalaman dan eksplorasi di dunia nyata. Mari kita bangun kota yang sehat, ramah, dan memberi ruang bagi anak untuk menyalurkan energinya,” tutup Pratikno. (Ananto Wibowo)