
MALANG POST – Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, menekankan pentingnya kehadiran pemimpin di tengah-tengah masyarakat.
Karena pemimpin yang merakyat, harus bisa hadir di tengah masyarakat. Bukan hanya hadir secara fisik, tapi juga secara empati. Sebab tugas utama kepala daerah, hanyalah sekadar administrasi.
“Bersama Pak Wali Kota Batu, kepemimpinan kami dipastikan berpihak pada masyarakat.”
“Salah satunya kebijakan soal pajak, dimana nilai PBB diturunkan 30 persen.”
“Selain itu, skema pajak juga diubah menjadi berbasis zona dan meringankan beban masyarakat,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Jumat (8/8/2025).
Heli menambahkan, audiensi langsung dengan masyarakat juga dijalankan untuk memastikan tidak ada jarak antara pemimpin dan rakyat. Dengan harapan, bisa mewujudkan pemerintahan yang lebih aspiratif.
Hal senada disampaikan dosen FISIP Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Suko Widodo. Katanya, kepemimpinan sejati tidak lahir dari monolog, tapi dialog bersama masyarakat.
Karena itu, penting sekali menjaga keseimbangan komunikasi.
“Terkait kasus Bupati Pati yang menuai kontroversi karena kebijakan pajaknya, terletak pada cara komunikasi,” jelasnya.
Suko juga menyoroti pentingnya kepekaan dalam kepemimpinan, dimana empati berarti memahami kondisi masyarakat.
Sebab salah satu tantangan pemimpin di era teknologi saat ini, sebut Suko, ekspektasi masyarakat yang berlebihan dari realita di lapangan.
Sedangkan pakar kebijakan publik Universitas Islam Malang, Dr. Hayat menyampaikan, pemimpin yang peka itu bagaimana bisa mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan ini bisa terwujud dengan pola komunikasi yang efektif.
Menurut Hayat, dalam menyusun suatu kebijakan, dibutuhkan kajian pada permasalahan yang dihadapi masyarakat. Agar bisa menjadi kebijakan yang dibutuhkan masyarakat.
“Sebab kebijakan publik harus melalui tiga prinsip. Yaitu formulasi, implementasi dan evaluasi,’ tuturnya. (Anisa Afisunani/Ra Indrata)