
KESEHATAN: Wali Kota Batu, Nurochman saat membuka kegiatan bimtek AKU CERDIK, guna terus meningkatkan cakupan skrining kesehatan di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
MALANG POST – Pemkot Batu memberikan perhatian serius terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Salah satunya caranya melalui program AKU CERDIK yang digagas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu. Tak main-main, program ini berhasil menunjukkan capaian luar biasa.
Wali Kota Batu, Nurochman menyebut, Tahun ini, cakupan skrining kesehatan masyarakat tembus di angka 99,7 persen. Capaian tersebut sebagai sinyal positif dalam upaya promotif dan preventif bidang kesehatan.
“Program ini bukan sekadar rutinitas seremonial. Ini adalah gerakan bersama untuk mengedukasi dan membentuk pola pikir sehat dalam keseharian masyarakat,” ujar Cak Nur, sapaannya.
AKU CERDIK merupakan akronim dari Cek Kesehatan Secara Rutin, Enyahkan Asap Rokok, Rajin Aktivitas Fisik, Diet Seimbang, Istirahat Cukup dan Kelola Stres. Enam langkah sederhana yang menjadi kunci menjaga kebugaran dan mencegah potensi penyakit kronis.
Menurut Wali Kota, peningkatan cakupan skrining dari 92,4 persen di tahun 2023 menjadi 99,7 persen pada 2024 merupakan loncatan yang luar biasa. Namun, angka tersebut belum membuat Pemkot puas.
“Justru dengan capaian itu, semangat kita harus makin besar. Deteksi dini itu wajib. Kalau kita tahu lebih awal, risiko fatal bisa dicegah. Termasuk kematian akibat penyakit tidak menular,” tegasnya.

Tak hanya mengapresiasi, Cak Nur juga menggarisbawahi pentingnya sinergi lintas sektor. Mulai dari kader Posyandu, sekolah, tempat usaha, hingga fasilitas kesehatan, semua harus dilibatkan dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Ia juga menegaskan, bahwa Pemkot Batu akan terus memperkuat sarana prasarana serta ketersediaan tenaga medis di tingkat desa. Harapannya, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan makin mudah dan merata.
Program AKU CERDIK, lanjutnya, juga dinilai sebagai inovasi konkret karena mampu mendorong peran aktif kader kesehatan di lapangan. Para kader ini dilatih untuk melakukan skrining awal terhadap masyarakat, sekaligus menjadi ujung tombak edukasi gaya hidup sehat.
Meski begitu, Cak Nur mengingatkan agar program tersebut tidak terjebak dalam formalitas kegiatan. “Jangan sampai hanya menjadi program tahunan yang sekadar menggugurkan kewajiban. Pendampingan harus menyentuh kebutuhan nyata masyarakat. Harus adaptif dan berdampak langsung,” tambahnya.
Lebih lanjut, Cak Nur juga menyampaikan komitmen Pemkot Batu untuk terus mendukung kebijakan-kebijakan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Ia menyebut, masyarakat yang sehat adalah aset utama pembangunan daerah.
“Sehat itu produktif. Kalau masyarakat sehat, maka kualitas hidup dan daya saing juga meningkat. Maka dari itu, pola hidup sehat harus menjadi budaya, bukan sekadar anjuran,” tutupnya. (Ananto Wibowo)