
MALANG POST – Upaya promosi potensi pariwisata lokal makin ngebut! Terutama di kawasan selatan Jatim, tepatnya di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang yang kini jadi sorotan nasional bahkan internasional. Itu semua berkat kolaborasi strategis antara Teras Semeru dan Miss Grand Tourism Indonesia 2025, Almira Athifa Zulfa.
Selama dua hari, Almira menyusuri empat destinasi unggulan di kawasan Pronojiwo. Diantaranya Teras Semeru merupakan destinasi wisata edukatif sekaligus pusat UMKM lokal, Kali Kebo Camping Ground merupakan tempat wisata alam berbasis petualangan, Hutan Pinus Pronojiwo dan Lava Tour Semeru.
Semua keindahan itu dibingkai dalam pengambilan gambar video promosi yang rencananya bakal ditayangkan di ajang Internasional Global Super Model Search 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Bukan hanya memperkenalkan lanskap alam nan elok, video ini juga menjadi media promosi potensi wisata Lumajang yang berbasis masyarakat. Harapannya, tak hanya wisatawan yang datang, tapi juga geliat UMKM lokal makin hidup dan meningkat.
“Saya jatuh cinta dengan Lumajang. Alamnya luar biasa, masyarakatnya ramah. Saya yakin, Lumajang punya potensi besar untuk bersaing di level internasional,” kata Almira, Senin (4/8/2025).
“Saya ingin memperkenalkan sisi lain dari Indonesia, yang belum banyak diketahui dunia. Lumajang sangat indah, masih natural dan masyarakatnya luar biasa ramah. Saya merasakan semangat gotong royong yang luar biasa dari warga Pronojiwo,” tambahnya.

POTENSI LOKAL: Almira Athifa dalam pengambilan gambar untuk mempromosikan potensi lokal ke panggung dunia. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Pengelola Teras Semeru, Muhammad Syafi’i menyambut hangat kolaborasi ini. Teras Semeru sendiri memang bukan destinasi biasa. Ia menjadi pusat UMKM sekaligus ruang edukatif yang dikelola masyarakat. Tempat ini menjadi wajah baru Pronojiwo, desa yang berada di bawah kaki Gunung Semeru.
“Kami bangga bisa terlibat. Kehadiran Almira membawa semangat baru untuk membangkitkan pariwisata Pronojiwo. Teras Semeru siap jadi bagian dari gerakan kebangkitan wisata Lumajang,” ujarnya.
Penggiat pariwisata dan ekonomi kreatif Jatim, Dwi Juniarto menyebut kolaborasi ini sebagai wujud nyata pariwisata berkelanjutan. Lumajang tak sekadar punya alam indah, tapi juga semangat kolaborasi yang apik.
“Ini contoh bagus dari strategi branding destinasi yang inklusif. Tokoh publik terlibat, masyarakat diberdayakan, dan daerah terangkat. Semua saling mendukung,” terangnya.
Kini, dengan promosi yang meluas hingga ke ajang internasional, Pronojiwo tak lagi hanya dikenal sebagai wilayah penyangga Semeru. Ia tumbuh sebagai destinasi baru yang kuat secara identitas, kokoh secara budaya, dan menjanjikan secara ekonomi. (Ananto Wibowo)