
MALANG POST – Almira Athifa Zulfa, perempuan muda ini tak sekadar membawa nama Indonesia di ajang Global Super Model Search 2025 yang bakal digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, September mendatang. Ia juga menenteng misi besar, mempromosikan keindahan tersembunyi dari Lumajang ke mata dunia.
Ajang bergengsi yang diikuti puluhan negara dari Asia hingga Eropa itu bukan sekadar kontes model biasa. Ini panggung internasional yang juga menjadi etalase budaya, pariwisata dan kekuatan lokal tiap negara peserta.
Almira hadir sebagai Miss Grand Tourism Indonesia 2025, sebuah gelar yang memang dirancang untuk mengusung misi promosi pariwisata Tanah Air ke level global.
Namun yang menarik, dalam produksi video profil yang bakal ditayangkan di ajang tersebut, Almira tidak memilih destinasi populer seperti Bali atau Yogyakarta. Ia justru menjatuhkan pilihan ke Kabupaten Lumajang tepatnya di wilayah Pronojiwo, kawasan selatan yang masih alami dan belum banyak tersentuh wisatawan mancanegara.
Ada empat spot yang disorot kamera dalam video profil Almira, diantaranya Teras Semeru menyuguhkan hamparan sawah berundak dengan latar megah Gunung Semeru, Kali Kebo Camping Ground menyuguhkan bumi perkemahan alami di tepi sungai yang sejuk dan asri.

Kemudian Lava Tour Semeru merupakan wisata petualangan dengan jeep menyusuri jalur lava dingin Semeru serta Hutan Pinus Pronojiwo merupakan kawasan hutan pinus yang menawarkan ketenangan dan udara segar.
“Saya ingin memperkenalkan sisi lain dari Indonesia, yang belum banyak diketahui dunia. Lumajang sangat indah, masih natural dan masyarakatnya luar biasa ramah. Saya merasakan semangat gotong royong yang luar biasa dari warga Pronojiwo,” katanya.
Ajang Global Super Model Search 2025 bukan hanya soal panggung dan gemerlap fashion. Di balik sorotan kamera, ada pesan yang dibawa setiap peserta. Almira memilih pesan tentang alam Indonesia, tentang desa-desa yang belum ramai dan tentang kecantikan sejati bukan hanya dari fisik, tapi dari budaya dan masyarakatnya.
“Semoga apa yang saya lakukan ini bisa jadi inspirasi buat anak muda lainnya. Bahwa promosi pariwisata itu bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga bisa kita lakukan dari mana saja, bahkan lewat profesi apapun,” tutup Almira.
Produksi video ini memang tak dikerjakan sendiri. Almira menggandeng komunitas lokal, mulai dari pengelola Teras Semeru, Paguyuban Jeep Pronojiwo, hingga pelaku UMKM dan kuliner lokal yang turut tampil dalam video.
Pengelola Teras Semeru, Muhammad Syafi’i mengaku bangga terlibat dalam project berskala internasional tersebut. “Ini bukan hanya soal Almira tampil sebagai model, tapi bagaimana pariwisata desa bisa ikut unjuk gigi ke dunia luar. Kami berharap ini jadi awal dari pengembangan wisata yang lebih serius dan berdampak langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Tenaga ahli pariwisata, Dwi Juniarto menilai langkah Almira sebagai strategi promosi yang cerdas. Menurutnya, era sekarang sudah bergeser, promosi tidak cukup hanya lewat brosur dan banner.
“Kita butuh pendekatan kreatif, digital dan personal. Almira hadir membawa wajah pariwisata yang segar, inklusif, dan menyentuh,” katanya.
Ia menambahkan, keterlibatan komunitas lokal dalam pembuatan video ini adalah bukti bahwa pariwisata yang tumbuh dari bawah lebih kuat dan berkelanjutan. “Desa-desa wisata kita sebenarnya punya potensi besar, tinggal bagaimana kita kemas dan promosikan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)