
MALANG POST – Fenomena banyaknya Rojali (Rombongan Jarang Beli) dan Rohana (Rombongan Hanya Nanya), yang akhir-akhir ini menghiasi media sosial, masih dianggap sesuatu yang normal.
Apalagi fenomena itu sebenarnya sudah muncul sejak lama. Yang membedakan hanyalah sebutan. Dulu Rojali dan Rohana, sering disebut sebagai windows shopping.
Meski demikian, Ketua APPBI Malang, Suwanto saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk mengakui, saat ini uang yang dibelanjakan masyarakat tidak sebanyak dulu per orangnya.
“Hal itu bisa dilihat ketika sempat ada acara Program Belanja Tahunan di Kota Malang. Per orang hanya menghabiskan Rp100 – 150 ribu untuk belanja. Sedangkan dulu, masih mencapai Rp200 ribu,” katanya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kamis (31/7/2025).
Meskipun begitu, tambahnya, secara transaksional di Malang sudah mulai membaik. Bahkan tahun ini kenaikannya mencapai 10 persen.
“Karena memang terjadi pergeseran fungsi mall saat ini. Banyak orang yang memanfaatkan untuk community area. Sedangkan kalau belanja belum tentu di mall,” tegasnya.
Sementara dari kacamata dosen Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, Dr. Candra Wahyu Hidayat, SE.,MM.,CMA., Rojali dan Rohana adalah bagian dari perilaku konsumen yang sifatnya dinamis.
Dijelaskan Candra, fenomena ini bisa jadi sementara. Ketika kondisi perekonomian sudah sangat baik, maka akan banyak masyarakat yang akan belanja.
“Konsumen sekarang lebih cerdas. Mereka aktif dalam mencari tahu kebutuhannya, dengan membandingkan satu tempat dengan tempat lain.”
“Ditambah lagi, era digital ini juga banyak konsumen yang memilih belanja justru by online,” katanya.
Sedangkan kata dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang, Aan Sugiharto, M.Sosio, adanya fenomena Rojali dan Rohana di pusat perbelanjaan, sebuah realita yang tidak perlu dikhawatirkan.
Mengingat beberapa tempat belanja sekelas minimarket sampai warung masih ramai. Karena mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Konsumen itu juga akan beradaptasi dengan keuangan dan kebutuhannya. Begitupun pelaku usaha pasti akan beradaptasi dengan kondisi pasar yang ada,” sebutnya. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)