
MALANG POST – Dalam rangkaian acara Dies Natalis ke-18 Universitas Ma Chung Malang, mengusung tema besar Collective Impact for Sustaining Growth.
Salah satu event, Universitas Ma Chung menyelenggarakan acara Seminar Nasional 2025, pada Selasa 29 Juli 2025. Kali ini mengusung tema kegiatan “The Power of Collective Impact: The Synergy of Innovation, AI and Digital Economy for Social Empowerment.”
Ketua Pelaksana Seminar Nasional 2025, Bagas Brian Pratama, S.Tr.Ak., M.Tr.Ak., menjelaskan. Bahwa latar belakang serta tujuan utama dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah Universitas Ma Chung ingin menyediakan wadah bagi seluruh sivitas akademik di Indonesia.
Untuk saling berbagi wawasan, memperkaya pengalaman dan mempertajam penalaran kritis mengenai sinergi dari inovasi; Artificial Intelligence (AI) dan Digital Economy untuk pemberdayaan sosial serta dampaknya secara kolektif.
Serta menanamkan budaya literasi dan mengembangkan sumber daya manusia sebagai upaya pengabdian masyarakat untuk menghadapi era digital yang terus berkembang pesat.
Seminar Nasional 2025 ini juga menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai sektor. Di antaranya Tommy Zhu dan Andy Febrico Bintoro dari Youthpreneurs, Farid Faletehan selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Untung Supardi selaku Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur III Malang, serta Cita Mellisa selaku Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Timur.
Harapanya dengan kehadiran para narasumber ini diharapkan bisa memperkaya diskusi lintas bidang dan memberikan perspektif praktis yang relevan dengan tema besar seminar.

Rektor Universitas Ma Chung, Prof. Dr. Ir. Stefanus Yufra M. Taneo, MS., M.Sc., saat memberikan pidatonya dalam Seminar Nasional 2025, Selasa (29/7/2025) di Gedung Bale pertiwi Universitas Ma Cung Malang. (Foto: M. Abd. Rachman Rozzi/Malang Post)
Rektor Universitas Ma Chung, Prof. Dr. Ir. Stefanus Yufra M. Taneo, MS., M.Sc., juga menjelaskan. Bahwa seminar nasional ini diharapkan juga untuk mempertajam intelektualitas, hasil pemikiran civitas akademika lintas bidang, di tengah kecepatan dan kompleksitas transformasi digital.
“Sehingga dibutuhkan kesadaran kolektif bahwa kemajuan tidak bisa lagi diraih secara individual atau sektoral semata”, ujarnya.
Karena itu, pada seminar nasional ini, mencakup lima sub-tema besar, yaitu:
- Ekonomi dan Bisnis, yang membahas isu-isu seperti AI dalam akuntansi, blockchain, Fintech, digital marketing, regulasi ekonomi digital, cryptocurrency, dan berbagai topik yang menarik lainnya.
- Bahasa dan Pendidikan, dengan topik-topik tentang pengajaran bahasa di era AI, sastra digital, dan penerjemahan berbasis teknologi.
- Teknologi dan Desain, mulai dari sistem informasi, DKV, teknik industri, hingga extended reality.
- Ilmu Kesehatan, termasuk inovasi dalam farmasi, gizi dan pelayanan kesehatan berbasis teknologi.
- Pengabdian kepada Masyarakat, sebagai refleksi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk transformasi sosial.
Subtema-subtema yang digali ini, merupakan gambaran bahwa collective impact membutuhkan pendekatan interdisipliner yang nyata. Lebih dari sekadar diskusi, Prof. Stefanus juga menekankan.
Bahwa seminar ini juga menjadi ruang tempat menyatukan pemikiran, mendobrak sekat-sekat keilmuan dan menyemai semangat untuk menempatkan teknologi sebagai alat untuk memperkuat jati diri bangsa bukan melemahkannya.
“Terselenggaranya seminar ini menjadi bukti dari komitmen Universitas Ma Chung dalam mendorong peran strategis perguruan tinggi sebagai pusat kolaborasi dan pemberdayaan menghadapi masa depan bersama,” tandasnya. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)