
Dr. Otto Fajarianto, M.Kom., Ketua Jatim Pro dari Fakultas Ilmu Pendidikan UM, saat menanam pohon di area hulu Sungai Brantas. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Krisis air bukan lagi ancaman masa depan, melainkan tantangan hari ini. Maka pentingnya pelestarian lingkungan hulu sungai juga menjadi perhatian Universitas Negeri Malang (UM).
Kali ini UM menunjukkan komitmen nyata dengan berpartisipasi dalam kegiatan: “Akar Brantas, Nafas Jawa Timur: Sinergi Alam dan Air untuk Kehidupan Berkelanjutan.”
Dilaksanakan Sabtu (26/7/2025) di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu. Kegiatan ini merupakan kolaborasi lintas sektor.
Antara perguruan tinggi, pemerintah dan BUMD Jawa Timur untuk memperkuat konservasi kawasan hulu Sungai Brantas yang menjadi sumber air utama bagi jutaan masyarakat di provinsi ini.
“UM siap mendukung penuh program ini melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sejalan dengan tanggung jawab akademik terhadap isu lingkungan,” tegas Sekretaris LPPM UM, Dr. Hary Suswanto, S.T., M.T.
Kolaborasi ini melibatkan lima perguruan tinggi negeri besar di Jawa Timur. Yaitu: UM, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Brawijaya.
Mereka mengusung aksi penghijauan dan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas sebagai strategi menjaga keberlanjutan air di masa depan.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah melakukan penghijauan di area hulu Brantas. Sekaligus memperkuat sinergi pengelolaan sampah dan pelestarian air,” ujar Dr. Otto Fajarianto, M.Kom., Ketua Jatim Pro dari Fakultas Ilmu Pendidikan UM.
Kepala DJA Wilayah Sungai Brantas Perum Jasa Tirta I, Agung Nugroho menegaskan. Bahwa kawasan arboretum merupakan elemen penting dalam sistem pengelolaan air Sungai Brantas yang menopang sektor energi, industri dan pertanian.
Senada dengan itu, Direktur Utama Perumda Air Minum Surabaya, Nanang Widyatmoko, menyoroti tingginya ketergantungan Kota Surabaya terhadap Brantas.
“Air dari Brantas menyuplai 93 % kebutuhan warga kami. Karena itu, pelestarian hulu sungai adalah prioritas bersama, terlebih di tengah ancaman perubahan iklim,” katanya.
Kegiatan ini juga mencakup penanaman pohon konservasi, diskusi lintas kampus, serta rencana lanjutan berupa riset dan pemberdayaan masyarakat.
Komitmen UM ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 6 dan 13 tentang air bersih, sanitasi layak, dan aksi terhadap perubahan iklim. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)