
Melalui program ini, siswa diajak mengamati langsung flora dan fauna di kawasan karst dan berhasil mengidentifikasi hingga 60 spesies beserta nama ilmiahnya. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Pelestarian alam tidak cukup diajarkan di buku teks. Tapi harus dialami langsung. Agar bisa diketahui manfaat langsungnya.
Berangkat dari pemikiran ini, Niken Femilya Wulandari, mahasiswa Biologi Universitas Negeri Malang (UM), menggagas program GeoEduCulture dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan ke-13 tahun 2025 di Desa Botolempangan, Maros.
Program GeoEduCulture menyinergikan pendidikan lingkungan dan budaya lokal melalui sekolah alam. Pendekatan ini membawa siswa belajar langsung dari alam sekitar.
Khususnya kawasan karst Botolempangan yang diakui UNESCO sebagai warisan geologis dunia. “Saya ingin agar siswa memahami pentingnya menjaga alam dan budaya mereka, bukan hanya dari buku, tapi juga dari pengalaman langsung,” ujar Niken.
Botolempangan menyimpan potensi geologis, biologis, dan kultural yang besar. Namun, kawasan karst yang seharusnya menjadi laboratorium alam ini, menurut Niken, belum dimanfaatkan secara optimal dalam pendidikan.
“Anak-anak di sini masih menganggap karst hanya sebagai tempat bermain, belum sadar pentingnya ekosistem ini,” tambahnya.
Melalui program ini, siswa diajak mengamati langsung flora dan fauna di kawasan karst dan berhasil mengidentifikasi hingga 60 spesies beserta nama ilmiahnya.
Tak hanya itu, mereka juga memproduksi video edukasi dan promosi kawasan karst yang diunggah di media sosial @kknk.botolempangan dan @istana_karst_botolempangan.
Inisiatif ini disambut antusias oleh guru dan siswa. Mereka merasakan pembelajaran yang kontekstual dan menyentuh kehidupan nyata.
“Pihak sekolah bersemangat melanjutkan program ini dan menjadikannya bagian dari kurikulum,” ujar Niken optimistis.
Sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin 15 (Menjaga Ekosistem Darat), GeoEduCulture membuktikan bahwa pendidikan berbasis kearifan lokal mampu menanamkan kesadaran lingkungan secara mendalam dan berkelanjutan. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)