
MALANG POST – Komitmen menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya sekadar jargon. Pemkot Batu membuktikannya lewat aksi nyata dalam Gerakan Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali (Sabers Pungli) yang kembali digelar di Sungai Jowo Krajan, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji.
Tak main-main, Wali Kota Batu, Nurochman turun langsung memimpin kegiatan ini. Bersama seluruh stakeholder terkait mulai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu hingga Forkopimcam, perangkat desa dan masyarakat.
“Ini bukan sekadar program seremonial. Ini adalah komitmen yang wajib kita tunaikan. Alam sudah memberi banyak hal bagi kita, maka sudah sepatutnya kita balas dengan menjaga dan merawatnya,” tegas Cak Nur, Senin (28/7/2025).
Sabers Pungli bukan hal baru di Kota Batu. Gerakan ini telah menjadi ikon kampanye pelestarian sungai yang digagas sejak beberapa tahun terakhir. Namun, Cak Nur ingin lebih dari sekadar kegiatan rutin. Ia menginginkan penguatan partisipasi masyarakat, keterlibatan pelajar, hingga kolaborasi lintas sektor yang lebih terstruktur.
“Kita libatkan anak-anak sekolah agar tumbuh kesadaran sejak dini. Mereka inilah generasi yang akan mewarisi bumi ini. Kalau perlu, semua desa dan kelurahan kita dorong untuk menggerakkan aksi bersih sungai secara mandiri dan terjadwal,” imbuhnya.

NYEMPLUNG KALI: Wali Kota Batu, Nurochman bersama lapisan masyarakat saat nyemplung kali bersih-bersih sungai. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Dalam kegiatan tersebut, Wali Kota tidak hanya memberi instruksi dari atas podium. Ia ikut menyusuri bantaran sungai, memunguti sampah, hingga ikut melakukan penebaran ribuan benih ikan lokal di titik-titik perairan yang telah dibersihkan.
Tak hanya itu, dilakukan pula penanaman pohon keras dan tanaman konservasi di sekitar aliran sungai sebagai bagian dari gerakan penghijauan terpadu. Sementara, jenis sampah yang paling banyak ditemukan adalah plastik rumah tangga, kain dan limbah organik.
“Kolaborasi ini penting untuk menjamin kualitas air, terutama bagi daerah hulu seperti Kota Batu. Sungai yang bersih bukan hanya soal estetika, tapi juga soal kesehatan, ketahanan air dan masa depan generasi kita,” ujarnya.
Usai kegiatan utama, Wali Kota dan masyarakat tak langsung bubar. Mereka justru melanjutkan dengan selamatan dan doa bersama di balai desa setempat, memohon keberkahan atas setiap ikhtiar yang dilakukan dalam menjaga kelestarian alam.
“Gerakan ini harus terus digaungkan. Sosialisasi yang masif sudah mulai membuahkan hasil. Tinggal bagaimana kita menjaga semangatnya agar tidak luntur,” ujarnya.
Ia kembali mengingatkan, cinta pada alam bukan slogan, melainkan aksi. “Tidak ada jalan lain. Kalau kita mencintai lingkungan, ya kita buktikan. Tidak cukup hanya dengan kata-kata manis. Harus dengan kerja nyata,” tutupnya. (Ananto Wibowo)