
MALANG POST – Tim Dosen UB bekerjasama dengan Desa Gucialit, Lumajang melakukan kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Masyarakat Gucialit melalui Literasi Digital dan Inovasi Produk Unggulan.
Bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui sektor ekonomi kreatif, Jumat (25/7/2025). Ini sebagai bentuk sinergi antara akademisi dan masyarakat dalam memaksimalkan potensi lokal desa.
Sebelumnya, Desa Gucialit juga telah bekerjasama dengan Universitas Brawijaya dalam program KKN Universitas Brawijaya yaitu Mahasiswa Membangun Desa 2025.
Sebagai bentuk tindak lanjut program Mahasiswa Membangun Desa 2025, tim dosen dari Universitas Brawijaya berinisiatif meneruskan kerjasama dengan Desa Gucialit sebagai bentuk nyata pengabdian masyarakat oleh pihak kampus.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, tim dosen UB menghadirkan tiga narasumber kompeten di bidang pemasaran wisata, kewirausahaan dan pengembangan destinasi pariwisata.
Pertama adalah Edriana Pangestuti, SE., M.Si., DBA (Ketua Tim pengabdian masyarakat) yang membawakan materi tentang strategi pengembangan potensi produk unggulan Desa Guci Alit.
Kedua, Pramadika Ramanda, S.T., M.AB, yang mengidentifikasi potensi perkebunan kopi Desa Gucialit yang bisa dikembangkan untuk destinasi wisata kedepan. Ketiga, Zaki Alif Ramadhani, S.Par., M.Par yang menjelaskan tentang inovasi produk unggulan, pengemasan produk kripik pisang buatan lokal berbasis wisata kreatif dan digital marketing.
Dalam pemaparannya, para pemateri menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan literasi digital sebagai langkah awal menuju desa mandiri dan kompetitif. Masyarakat diajak untuk mengenali dan mengelola potensi desa yang meliputi potensi kopi, yang menjadi potensi utama Desa Gucialit.
“Melalui pelatihan inovasi, masyarakat diarahkan untuk mengolah biji kopi menjadi produk bernilai tambah. Seperti kopi bubuk kemasan, kopi cold brew, hingga memiliki coffeshop mandiri yang dikelola oleh desa,” kata Edrian
Kedua, keripik pisang, sebagai produk khas yang sudah dikenal masyarakat. Para pelaku usaha kecil diberi pembinaan tentang packaging produk yang lebih menarik, strategi penjualan online, dan pemasaran melalui platform digital.
Pada aspek pemasaran kripik pisang, terdapat tantangan besar terkait rendahnya literasi digital masyarakat dalam mengembangkan strategi promosi dan distribusi produk.
Banyak masyarakat belum mampu memanfaatkan media sosial, e-commerce, atau platform digital lainnya untuk memasarkan produk mereka secara lebih luas.
Selain itu, keterampilan dalam membuat konten visual atau narasi produk yang menarik dan sesuai dengan pasar digital masih terbatas.
Tidak adanya strategi branding bersama atau kolaborasi antar pelaku usaha juga menyebabkan produk lokal kurang dikenal dan tidak memiliki identitas yang kuat di pasar.
Ketiga, kerajinan tangan dari pelepah pisang, yang memiliki nilai seni tinggi dan daya jual. Inovasi desain dan pemanfaatan e-commerce menjadi sorotan utama untuk memperluas jangkauan pasar produk ini.
“Melalui pendekatan partisipatif dan edukatif, diharapkan masyarakat Desa Gucialit dapat menjadi pelaku utama dalam membangun desa berbasis ekonomi kreatif yang berkelanjutan dan mengelola wisata desa,” kata Zaki Alif.
Kegiatan pengabdian masyarakat,pendampingan produk unggulan dan perencanaan potensi destinasi wisata ini diharapkan oleh masyarakat Guci Alit akan terus berlanjut di waktu yang akan datang. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)