
KERJA KERAS: Salah satu pemain asing Arema FC, dalam sesi latihan rutin. Ada sepuluh pemain Arema FC yang saat ini posisinya masih belum aman. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Skuadra Singo ‘Arema’ Edan, terus memanaskan mesin jelang bergulirnya Super League 2025/2026. Klub yang berdiri 1987 itu, resmi memperkenalkan pemain asing ke-10, Ian Lucas Puleio Araya, winger asal Argentina, yang menambah aroma Amerika Latin di skuad Arema.
Head coach Arema FC, Marcos Santos menyebutkan, kehadiran Araya sangat penting untuk memperkuat sektor sayap. “Dia enggak pernah diam dan selalu kerja keras. Fight. Saya senang pemain baru yang datang bisa membantu Arema,” ujar pelatih asal Brasil itu, usai sesi latihan.
Meski regulasi Super League 2025/2026 mengizinkan hingga 11 pemain asing, manajemen Arema FC memilih pendekatan realistis.
General Manager, Yusrinal Fitriandi menegaskan, tim tidak akan memaksimalkan kuota demi menjaga stabilitas ruang ganti dan efektivitas strategi.
Saat ini, Arema FC memiliki 10 pemain asing, mayoritas berasal dari Brasil. Yakni Lucas Frigeri (Kiper), Thales Lira, Yann Motta, Odivan Koerich (Bek tengah), Julian Guevara, Pablo Oliveira (Gelandang), Dalberto, Valdeci Moreira, Paulinho Moccelin (Penyerang) dan Ian Puleio Araya (Winger).
Berdasarkan perkiraan transfermarkt, nilai pasar total pemain asing Arema FC mencapai Rp36 miliar, dengan Paulinho Moccelin menjadi yang termahal.
Meski puas dengan komposisi saat ini, pelatih Marcos Santos masih membuka peluang penambahan pemain asing jika dibutuhkan.
“Liga panjang, posisi sayap menuntut pemain untuk menyerang dan bertahan. Semakin banyak opsi, semakin bagus,” ujarnya.
Namun, manajemen tetap berhati-hati. Mereka tidak ingin mengorbankan keharmonisan tim hanya demi kuantitas. Evaluasi akan terus dilakukan sepanjang musim, termasuk kemungkinan pengurangan jika ada pemain yang tidak sesuai dengan kebutuhan tim.
Dengan formasi 4-2-3-1 yang menjadi favorit pelatih, Arema FC menargetkan bersaing di papan atas klasemen. Kombinasi pemain lokal dan asing diharapkan mampu menciptakan chemistry yang solid dan performa maksimal di lapangan.
Penambahan pemain asing di Arema FC bukan sekadar memperkuat skuad, tapi juga mengubah dinamika strategi permainan secara signifikan.
Pelatih Marcos Santos, yang dikenal dengan formasi favoritnya 4-2-3-1, memanfaatkan kehadiran pemain asing untuk menciptakan variasi taktik dan fleksibilitas di lapangan.
Salah satu contoh paling mencolok adalah pertandingan Arema FC vs Liga Indonesia All Stars di ajang Piala Presiden 2025 yang berakhir imbang 2-2. Meski hasilnya tidak maksimal, aksi pemain asing benar-benar mencuri perhatian.
Paulinho Moccelin, winger asal Brasil, tampil luar biasa dengan mencatatkan dua assist dan dinobatkan sebagai man of the match.
Ia menunjukkan gaya bermain agresif khas Brasil, dengan gocekan tajam dan pressing cepat saat kehilangan bola. Penampilannya di laga debut langsung membuatnya jadi sorotan Aremania.
Kehadiran pemain asing, memang sangat berpengaruh pada strategi. Dengan lebih banyak opsi di sektor sayap dan lini tengah, Arema bisa beralih dari 4-2-3-1 ke 4-3-3 atau bahkan 3-4-2-1, tergantung lawan dan kondisi pertandingan.
Keberadaan Araya dan Paulinho Moccelin, yang memperkuat sisi sayap, memungkinkan transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
Ditambah lagi kehadiran pemain asing di lini belakang seperti Thales Lira dan Odivan Koerich memberi stabilitas.
Sementara gelandang seperti Julian Guevara membantu distribusi bola lebih efektif. Hanya saja, dengan regulasi yang mengizinkan maksimal tujuh pemain asing di lapangan, pelatih harus cermat dalam rotasi.
Marcos Santos telah mencoba berbagai kombinasi selama pramusim untuk menemukan komposisi ideal tanpa mengganggu chemistry tim. Arema FC sendiri, juga memanfaatkan uji coba dan latihan intensif untuk mengevaluasi kontribusi pemain asing terhadap strategi jangka panjang.
Penambahan seperti Araya bukan hanya soal skill. Tapi juga karakter kerja keras yang sesuai dengan filosofi tim. (*/Ra Indrata)