
MALANG POST – Semangat budaya kembali berkibar dari lereng Panderman. Dua pemuda asal Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, bersiap mengharumkan nama daerah dalam ajang pemilihan Putra Putri Batik Jawa Timur 2025 yang akan digelar di Gedung UNESA Sawunggaling, Surabaya, pada 27 Juli mendatang.
Mereka adalah Roby Fajar Kurniawan, KangNi Kota Batu 2024,dan Joko Arif Imam Utomo, pegiat TV Desa. Keduanya akan tampil mewakili Kota Batu, bersaing dengan finalis dari seluruh kabupaten/kota se-Jawa Timur, dalam panggung bergengsi yang tidak hanya menuntut paras dan talenta, namun juga pemahaman mendalam tentang budaya dan batik lokal.
Dukungan moral pun datang dari Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto. Ia menerima keduanya dalam audiensi resmi di Balai Kota Among Tani. Dalam kesempatan tersebut, Heli menyampaikan apresiasi dan harapannya agar kedua duta muda ini dapat membawa semangat budaya Batu ke kancah yang lebih luas.
“Tunjukkan identitas dan kekayaan budaya kita. Ini bukan sekadar lomba, tapi momentum strategis untuk memperkenalkan potensi daerah dan generasi mudanya,” tegas Heli, Jumat (25/7/2025).
Heli juga menggarisbawahi pentingnya generasi muda mengambil peran dalam pelestarian budaya lokal. Menurutnya, batik bukan hanya warisan, melainkan jati diri yang harus dikenalkan dan dimodernisasi tanpa kehilangan akar.

BERI SEMANGAT: Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto memberikan suntikan motivasi kepada dua pemuda Kota Batu yang akan beraksi di Putra Putri Batik Jatim 2025. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Kedua kontestan pun sepakat bahwa keikutsertaan di ajang Putra Putri Batik Jawa Timur bukan semata-mata soal prestise pribadi. Lebih dari itu, ini adalah panggung untuk menyuarakan cerita-cerita dari daerah. Dari motif batik khas Batu yang terinspirasi dari alam dan pertanian, hingga semangat gotong royong warga desa yang jadi nilai luhur.
Keikutsertaan mereka pun dinilai mampu menjadi pemantik semangat bagi generasi muda Kota Batu lainnya. Tidak hanya dalam berkarya, tapi juga dalam mengangkat potensi daerah lewat cara-cara kreatif, kolaboratif dan berkelanjutan.
Tak bisa dimungkiri, sektor budaya menjadi salah satu penopang penting bagi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Batu. Batik, sebagai salah satu produk unggulan, terus didorong pengembangannya baik dari sisi desain, pemasaran, hingga regenerasi pelaku.
Ajang Putra Putri Batik Jawa Timur menjadi salah satu ruang validasi hasil pembinaan tersebut. Kemenangan bukanlah satu-satunya tujuan, melainkan partisipasi aktif yang berkelanjutan dalam membangun citra Kota Batu sebagai kota wisata yang kaya akan nilai budaya.
“Batu bukan hanya soal apel dan wisata alam. Tapi juga budaya, kreativitas dan semangat anak mudanya yang luar biasa,” tutup Wawali Heli. (Ananto Wibowo)