
MALANG POST – Operasi Patuh Semeru 2025 yang digelar di wilayah hukum Polres Batu sejak 14 Juli lalu mulai menunjukkan hasil. Ribuan pengendara terjaring dalam razia yang akan berlangsung hingga 27 Juli mendatang. Dari berbagai jenis pelanggaran yang ditemukan, tidak memakai helm masih jadi pelanggaran paling dominan.
Kasat Lantas Polres Batu, AKP Kevin Ibrahim memaparkan, sejak operasi dimulai hingga 22 Juli kemarin, tercatat sudah ada 4.376 penindakan yang dilakukan oleh petugas. Penindakan ini terbagi menjadi tiga jenis yakni 3.094 teguran, 328 tilang manualbdan 954 tilang melalui ETLE statis.
“Jumlah ini bisa saja bertambah karena operasi masih akan berjalan sampai tanggal 27 Juli nanti,” ujar Kevin, Kamis (24/7/2025).
AKP Kevin menyebut, dalam Operasi Patuh Semeru tahun ini, pihaknya menyasar tujuh pelanggaran prioritas. Tujuh pelanggaran tersebut merupakan penyumbang tertinggi angka kecelakaan lalu lintas selama ini.
“Sasaran utama kami adalah pengendara yang melanggar aturan secara kasat mata dan berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal,” jelasnya.
Tujuh pelanggaran prioritas yang dimaksud adalah menggunakan handphone saat berkendara, pengemudi kendaraan bermotor di bawah umur, boncengan lebih dari satu orang dan tidak memakai helm untuk pengendara roda dua.
Kemudian, tidak memakai safety belt untuk pengendara roda empat, mengemudi dalam pengaruh alkohol serta melawan arus dan berkendara dengan kecepatan tinggi.

TILANG: Sejumlah pengendara roda dua di Kota Batu yang tertangkap tidak mematuhi peraturan lalu lintas dan harus ditilang. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Dari ketujuh jenis pelanggaran itu, dua yang paling banyak ditemukan di lapangan adalah pengendara motor tanpa helm dan pengemudi mobil yang tidak mengenakan sabuk pengaman.
“Ini yang paling sering. Masyarakat kadang masih abai dengan keselamatan diri sendiri. Tidak memakai helm itu bukan soal takut ditilang, tapi soal nyawa,” tegas Kevin.
Tak hanya menyasar pelanggaran, operasi ini juga sekaligus menjadi edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya tertib berlalu lintas. Dalam beberapa momen, Satlantas Polres Batu juga mengedepankan pendekatan persuasif, dengan memberikan teguran simpatik.
“Operasi ini bukan semata-mata untuk menilang. Tapi juga untuk menumbuhkan kesadaran, bahwa keselamatan itu prioritas. Kalau masyarakat sadar, angka kecelakaan pasti bisa ditekan,” tambahnya.
Operasi Patuh Semeru sendiri merupakan agenda rutin tahunan yang digelar serentak di seluruh Jawa Timur. Di Kota Batu, operasi ini menyasar titik-titik rawan pelanggaran dan kecelakaan, terutama kawasan wisata yang ramai pengunjung.
Pihak kepolisian berharap, hingga berakhirnya operasi nanti, angka pelanggaran bisa terus ditekan dan kepatuhan pengguna jalan meningkat.
“Tujuan akhir kami tentu menciptakan lalu lintas yang aman, tertib dan berkeselamatan, bukan hanya selama operasi berlangsung, tapi juga untuk jangka panjang,” tuturnya.
Polres Batu mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2025 dengan menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas, demi mewujudkan Kota Batu yang aman, nyaman dan tertib menuju Indonesia Emas 2045. (Ananto Wibowo)