
MALANG POST – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang, menggelar Training of Trainers (ToT) Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah. Pesertanya sekitar 120 Kepala Sekolah SD hingga SMA di wilayah Kota Batu.
Kata Kepala KPw BI Malang, Febrina, ToT sengaja diberikan kepada pendidik, karena merekalah yang bisa menanamkan nilai-nilai yang baik. Sekaligus sejak dini, sudah menyampaikan kepada anak didiknya, untuk lebih cinta, bangga dan paham rupiah.
“Awalnya yang ingin kami tekankan adalah nilai-nilai kecintaan dan kebanggaan.”
“Kemudian yang terakhir, tentunya paham. Paham itu lebih ke bagaimana kita menggunakan rupiah itu. Baik untuk berbelanja, atau saat ini saving dalam bentuk penyimpanan. Termasuk pengaruhnya pada inflasi,” kata Febrina, Rabu (23/7/2025).
Selain itu, tambahnya, terkait dengan digitalisasi juga disampaikan. Karena meskipun digitalisasi, tapi di satu sisi rupiah tetap digunakan sebagai alat pembayaran langsung.
Dalam pelatihan yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Batu tersebut, alumni UGM ini menyebut ada empat bagian besar yang menjadi materi.
Pertama, menyangkut kebanksentralan, untuk mengupdate bagaimana peran Bank Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Kedua, terkait dengan cinta bangga paham rupiah itu sendiri. Utamanya menyangkut perjalanan rupiah,” sebutnya.

BUKA ACARA: Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Febrina. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
Kemudian yang ketiga, masih ujar Febrina, terkait dengan sistem pembayaran di Indonesia. Termasuk uang digital dan uang elektronik, serta perkembangan kanal-kanal pembayarannya.
Tidak kalah pentingnya, peserta ToT juga akan diberikan pengkayaan untuk komunikasi dan public speaking.
Lulusan Magister Agrobisnis UGM ini juga menyebut, BI Malang juga melakukan survei secara keseluruhan menyangkut aspek literasi. Dari sisi aspek awareness terhadap uang rupiah itu sendiri, untuk ciri-cirinya semuanya sudah (mengetahui) cukup baik.
“Yang perlu kita tingkatkan itu di aspek ‘paham’ rupiahnya. Karena itu, enrichment dari materi ini lebih ke poin yang ketiga itu,” tegasnya.
Menyangkut kanal pembayaran, Febrina menandaskan, peserta ToT juga akan diberi pemahanan terkait kanal pembayaran. Salah satunya menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
Terlebih-lebih data Bank Indonesia menyebutkan, pengguna QRIS untuk generasi milenial Mencapai 69,9 juta orang (25,87 persen). Bandingkan dengan Generasi X yang mencapai 59,12 juta (21,88 persen), Generasi Baby Boomer 31,23 juta (11,56 persen) dan Generasi Alpha 29,9 juta (10,88 persen).
“Apalagi tahun ini kita juga akan meluncurkan QRISTAP dan fitur cross border payment. Nanti pada 17 Agustus, sudah bisa dipakai penggunaan di Jepang.”
“Sementara yang sudah bisa dipakai di negara ASEAN, seperti Thailand, Singapore dan Malaysia,” tegas perempuan yang mengawali karirnya di BI sebagai Pengawas Bank Yunior di Kantor BI Solo pada 2006.

PIMPINAN: Paling kiri, M. Chori, Kepala Disdik Kota Batu, bersama Febrina (tengah), seusai pembukaan ToT CBP Rupiah, Rabu (23/7/2025). (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
Apalagi di Kota Batu yang termasuk kota wisata. Febrina yakin QRIS itu bisa dipakai pada dua sisi. Penggunaan QRIS secara inbound ataupun outbound, untuk memperluas kanal transaksi pembayaran.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, M. Chori, menjelaskan dipilihnya Kepala Sekolah untuk mengikuti ToT Cinta Bangga Paham Rupiah, karena mereka sudah berada di unsur manajemen lembaga pendidikan. Yakni seorang guru atau pendidik, yang mendapatkan tugas tambahan.
“Para Kepala Sekolah itu, harus bisa menciptakan kecintaan, kebanggan dan pemahaman terhadap rupiah, sebagai alat pembayaran yang sah dan berlaku di negara kita.”
“Apalagi di dalam Rupiah itu sendiri, selain nilainya yang sangat berharga. Tapi juga punya ideologi dan kebanggaan terhadap tanah air,” tandas Chori.
Setelah mereka diberi bekal dalam ToT tersebut, Chori berharap para Kepala Sekolah, bisa mengedukasi atau membelajari anak didiknya, untuk memanfaatkan Rupiah dengan bijak.
“Salah satunya dengan menabung. Lalu bisa merawat, memelihara dan menyimpan Rupiah.”
“Jadi hal terpenting pada sisi edukasi pada anak didik, adalah menyangkut nilai kebanggaan mereka terhadap Rupiah,” tandasnya. (Ra Indrata)