
MALANG POST – Inovasi demi inovasi dilahirkan oleh sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Salah satunya oleh para mahasiswa prodi peternakan UMM yang menciptakan inovasi pakan hewan berkualitas tinggi pada sektor peternakan.
Inovasi ini berawal dari masalah yang ditemukan tim mahasiswa peternakan ini. Yakni minimnya pakan berkualitas yang sulit didapatkan. Hingga akhirnya mereka menghadirkan produk pakan ternak bernama CornBoost.
Prilla Ayu Putri salah satu anggota tim menjelaskan, CornBoost adalah pakan konsentrat kering yang berkualitas tinggi dan dirancang khusus untuk mendukung produktivitas sapi perah.
Dengan bahan utama berupa jagung dan campuran nutrisi lainnya, membuat pakan lebih disukai sapi. Ini juga mampu meningkatkan konsumsi pakan bagi sapi.
Kandungan yang terdapat pada produk ini di antaranya protein, lemak, serat, mineral, dan vitamin yang membantu menjaga kesehatan serta mendukung pertumbuhan dan reproduksi sapi.
Prila mengatakan, produk ini dikembangkan dengan pendekatan berbasis nutrisi dan efisiensi. Yakni mmenghadirkan energi tinggi yang sangat dibutuhkan oleh sapi perah dalam masa laktasi.
Formulasi nutrisi seimbang di dalamnya tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi susu, tetapi juga mendukung kesehatan ternak secara keseluruhan, termasuk sistem reproduksi dan pertumbuhan.
Hal menarik dari produk CornBoost adalah pemanfaatan daun katuk yang dijadikan bahan campuran utama.
Sebagaimana diketahui, daun katuk memiliki khasiat dalam meningkatkan produksi ASI pada manusia. Dengan pendekatan ilmiah, potensi produk ini dikhususkan pada peningkatan produksi susu sapi perah.
Ini merupakan sebuah terobosan yang membuka jalan bagi penggunaan bahan lokal yang bernilai tinggi dalam dunia peternakan.
“Alasan kami membuat produk ini adalah menciptakan pakan yg berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau” katanya.
Meski produk ini belum resmi dipasarkan, namun sudah diperkenalkan kepada para dosen dan akademisi di lingkungan program studi. Ini juga menjadi bentuk pengujian tahap awal.
Prilla dan timnya juga menunjukkan komitmen serius dengan mencari solusi atas kendala harga bahan baku yang tinggi, terutama pada komponen daun katuk kering.
Dia mempunyai solusi yakni dengan melakukan pengeringan daun katuk segar secara mandiri menggunakan oven demi menekan biaya produksi namun tetap menjaga kualitas.
“Kendala kami ada di harga daun katuk yg mahal. Jadi kami mengambil solusi mencari daun katuk fresh yg kami keringkan sendiri dengan cara dioven,” ungkapnya.
Mengakhiri kalimatnya, Prila berharap produk yang dia dan tim ciptakan dapat membantu para peternak dalam skala besar maupun kecil. Sehingga dapat meningkatkan produksi susu pada ternak.
Selain itu juga dapat menjadi alternatif pakan lokal yang kompetitif, sekaligus menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional melalui sektor peternakan. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)