
MALANG POST- Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 dengan tema “@uick Win Kemendukbangga/BKKBN untuk Indonesia Emas 2045” Rabu-Kamis (16-17/7/2025) di Grand Mercure Malang.
RAKORDA ini turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Dra. Maria Ernawati, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim Arumi Bachsin, Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN RI yang diwakili Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim, perwakilan Bappeda Jatim, Ketua LPA Jatim, Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia Jatim, OPD KB kabupaten/kota se-Jatim serta mitra strategis BKKBN.
RAKORDA dibuka dengan apresiasi atas prestasi kabupaten/kota dalam mengimplementasikan Program Bangga Kencana.
Berikut para juara yang menerima penghargaan:
- Juara 1 Lomba Pengelola Sekolah Siaga Kependudukan (SSK): Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso
- Juara 1 Kategori Penyelenggara SSK Terbaik Jenjang SD/MI/sederajat Paripurna: SD Negeri Tamansari 1 Kabupaten Bondowoso
- Juara 1 Jenjang SMP/MTs/sederajat: MTsN 3 Malang, Kabupaten Malang
- Juara 1 Jenjang SMA/SMK/Sederajat: SMAN 19 Surabaya, Kota Surabaya
- Juara 1 Kampung Keluarga Berkualitas Kategori Kabupaten: Kabupaten Magetan
- Juara 1 Kampung Keluarga Berkualitas Kategori Kota: Kota Madiun
- Juara 1 Rumah DataKu Kategori Digital: Kelurahan Rejomulyo, Kota Madiun
- Juara 1 Rumah DataKu Kategori Konvensional: Desa Depok, Kabupaten Trenggalek
Maria Ernawati, dalam kesempatan tersebut juga menegaskan bahwa upaya menurunkan angka stunting di Indonesia harus dimulai dari klasifikasi penyebabnya.
Ia pun menjelaskan bahwa pihaknya telah merancang lima program strategis dalam skema Quick Win, salah satunya adalah Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) yang mendorong kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting sejak dini.
“Angka stunting secara nasional masih cukup tinggi. Alhamdulillah, di Jawa Timur telah menurun menjadi 14,7 persen. Namun, upaya pencegahan harus terus kita dorong, termasuk melalui program Genting,” ujar Maria dalam kegiatan bertema “Peduli KRS (Keluarga Risiko Stunting) 3B”.
Selain Genting, empat program lain yang turut diluncurkan adalah pelatihan pengasuh Tempat Penitipan Anak/TPA (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya (SIDAYA), serta pengembangan Super App yang menyediakan informasi dan layanan konsultasi keluarga berbasis digital.
Ia berharap program-program yang digulirkan dapat menjangkau lebih banyak keluarga di daerah.
“Kasus stunting masih tinggi di Indonesia. Harapannya, program ini bisa menjadi solusi nyata untuk pencegahannya,” tambahnya.
Dra. Maria juga menjelaskan bahwa RAKORDA kali ini dibagi dua sesi: Pra-RAKORDA dan RAKORDA, yang difokuskan untuk merancang strategi implementasi lima program Quick Win BKKBN.
“Kita diskusikan dengan 38 kabupaten/kota, karena masing-masing daerah punya strategi sendiri. Tapi paling tidak, ada panduan dari kami agar mereka bisa menyesuaikan dengan kondisi lokal,” ujarnya.
Kelima program Quick Win yang dimaksud antara lain:
- GENTING – Gerakan Orang Tua Cegah Stunting melalui orang tua asuh 1000 HPK
- GATI – Gerakan Ayah Teladan Indonesia
- TAMASYA – Taman Asuh Sayang Anak untuk peningkatan kualitas pengasuhan
- SIDAYA – Lansia Berdaya untuk mendukung aging population
- Aplikasih SUPER APPS Tentang Keluarga – Teknologi digital untuk keluarga berkualitas
Menanggapi isu yang kini mencuat di masyarakat seperti meningkatnya tren childfree, Dra. Maria menyebut bahwa fenomena itu masih tergolong kecil di Indonesia, yakni sekitar 1,3%, namun perlu diantisipasi.
“Kita akan memberikan edukasi dan sosialisasi secara masif melalui media, komunitas, dan gerakan generasi muda agar mereka memahami pentingnya perencanaan keluarga dan pembangunan SDM menuju Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Dalam sesi penutupan, Arumi Bachsin kembali menegaskan bahwa keberhasilan Jatim dalam menurunkan stunting merupakan buah dari kerja kolaboratif lintas sektor dan pendekatan mikro berbasis budaya lokal.
“Kita percaya dengan orang-orang di lapangan. Mereka yang tahu tantangan mikro di desanya masing-masing. Pendekatan yang personal dan budaya lokal inilah yang jadi kunci keberhasilan Jawa Timur,” pungkas Arumi.
Kegiatan fasilitasi teknis ini diikuti oleh total peserta 169 yang terdiri dadi OPD KB perwakilan yang ada dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)