
KORBAN: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat menjenguk korban kecelakaan PBM, Siti Fatimah (50) di rumahnya, Jl. KH Malik Kelurahan Buring, Kedungkandang. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Korban ambrolnya pagar tembok pembatas lantai 3 Pasar Besar Malang (PBM), di empat jari kaki kirinya harus dipasang plat. Selain ada jahitan kecil di kepala dan diobati luka-luka memar di bagian tubuh lainnya.
Siti Fatimah (50), warga Kelurahan Buring, Kedungkandang. Pedagang kaki lima (PKL) yang kesehariannya berjualan pisang di PBM, tertimpa ambrolnya tembok pagar pembatas, pada Selasa (1/7/2025) lalu.
Kemudian sampai Kamis (3/7/2025) mendapatkan perawatan di RS Panti Nirmala. Sebelum akhirnya di rawat di rumah, hingga 10 Juli mendatang kembali kontrol ke rumah sakit.
Hal itu diketahui, saat Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, bersama OPD terkait, menjenguk korban di rumahnya.
“Kami akan terus mengawal proses penyembuhan Bu Siti.”
“Malam ini (Kamis 3/7/2025), kami menjenguk sekaligus memberikan santunan dan bantuan sembako. Semoga Bu Siti cepat sembuh agar bisa kembali berjualan,” ujar Wahyu.
Untuk proses pengobatan selanjutnya, Wahyu meminta Direktur RSUD Kota Malang, ikut membantu dan melakukan pendampingan. Termasuk jika ada kebutuhan pengobatan lainnya.

PEDULI: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyerahkan bantuan sembako kepada suami korban, Mudasir, untuk meringankan biaya pengobatan dan perawatan. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Kata mantan Sekda Kab. Malang ini, ambrolnya tembok pembatas di PBM, tidak bisa diduga oleh siapapun. Pihaknya mengimbau kepada PKL yang berjualan di tepi PBM, lebih hati-hati dan waspada.
“Kami berdoa dan berharap, kejadian seperti ini jangan sampai terulang kembali. Kami telah perintahkan Diskopindag segera mengantisipasi dengan penanganan lebih intensif. Titik-titik rawan agar diketahui dan diamankan sebelumnya,” imbuhnya lagi.
Direktur RSUD Kota Malang, dr. Rina Istarowati, memastikan bakal mengawal proses penyembuhan yang dilaksanakan di RS Panti Nirmala. Serta berkomunikasi dan koordinasi dengan RS tersebut.
“Kami belum bisa memastikan, nantinya masih rawat jalan di RS Panti Nirmala, atau dipindahkan ke RSUD.”
“Kami akan koordinasi dengan RS Panti Nirmala. Walaupun di RSUD Kota Malang, ada dokter spesialis orthopedi,” jawab Rina saat ditemui di rumah korban.
Disinggung biaya pengobatan dan perawatan korban, Rina mengaku belum mengetahui lebih detail. Apalakah ada bantuan dari Pemkot Malang, atau masih ditanggung secara pribadi oleh korban.
“Saat ini kami siapkan persyaratan administrasinya dulu. Selanjutnya seperti apa, kami akan koordinasi dengan Diskopindag. Terutama dengan RS Panti Nirmala,” tegasnya. (Iwan Irawan/Ra Indrata)