
TANGGUNG JAWAB: Pelaksana Pasar Besar Malang (PBM), Suparji bersama Babinsa dan staf Diskopindag lainnya, menunjukkan lokasi jatuhnya runtuhan tembok pagar dari lantai tiga PBM, Selasa (1/07/2025). (foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Umi Hasan (45) warga Kedungkandang, seorang pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan pisang di Pasar Besar Malang (PBM), luka serius di bagian kepala, tangan dan kaki bagian kiri.
Hal itu terjadi karena tembok di lantai tiga PBM runtuh dan mengenai Umi yang sedang berjualan di bawah, pada Selasa (1/07/2025).
“Kejadiannya sekitar pukul 13.45 WIB di sisi barat PBM. Tepatnya di arah ke selatan atau mendekati belakang pasar. Korban kami larikan ke RS Panti Nirmala didampingi Hasan, suaminya, naik bentor,” jelas jukir PBM, Handes Heriawan alias Wawan.
Dijelaskan, sebelum kejadian kondisi tembok tidak menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan. Bahkan ketika itu tidak ada hujan dan angin. Tiba-tiba saja tembok di lantai tiga PBM ambrol begitu saja. Penjual dan dagangannya, tidak bisa menghindar dari runtuhan tersebut.
“Selama kami beraktifitas ke sana kemari di lokasi tersebut, alhamdulilah belum mengalami apapun.”
“Tapi memang kelihatan pagar tembok di atas itu lapuk. Banyak ditumbuhi rumput dan tanaman liar. Banyak yang retak sepanjang satu atau dua meter,” katanya.
Beruntung saat kejadian, tidak menimpa korban yang lain. Karena secara kebetulan, ambrolnya runtuhan pagar tersebut, terhalang tenda penjual pisang tersebut.
“Kami berharap pada pedagang ebih waspada, ketika melintas di pinggir PBM. Khususnya PKL yang jualan di tepi atau deretan parkir.
“Karena beberapa bulan lalu, di sisi agak ke selatan, juga terjadi peristiwa serupa. Juga menimpa PKL yang jualan di bawah,” imbuhnya.

TERLUKA: Kondisi korban PKL runtuhan tembok pagar PBM, yakni Umi Hasan saat dirawat di RS Panti Nirmala, Selasa (1/07/2025). (Foto: Diskopindag for Malang Post)
Sementara itu Pelaksana PBM, Suparji, mewakili Kepala Diskopindag Kota, bakal segera memasang papan imbauan, agar pedagang mewaspadai terjadinya ambrol susulan.
“Bila perlu kawasan titik rawan akan disterilisasi, mengantisipasi korban kecelakaan lagi.”
“Setelah kami mendapatkan arahan dari Kadin, kami akan berupaya menggeser PKL beberapa meter dari titk rawan, agar lebih aman lagi tempat jualannya,” sebutnya.
Pihaknya mengakui, kejadian serupa pernah muncul beberapa bulan lalu. Korbannya juga sama-sama PKL. Hanya saja lukanya ringan. Mengingat kondisi PBM usianya sudah tua. Mulai 1991 belum ada ada renovasi atau revitalisasi.
“Kami sebagai pelaksana pasar, sekedar mendata dan mengumpulkan informasi serta aspirasi pedagang. Selanjutnya kami laporkan ke pimpinan,” tandasnya.
Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji, menyampaikan keprihatinannya atas kecelakaan yang menimpa salah satu PKL di PBM.
Harapannya kondisi korban tidak mengalami satu hal yang serius. Diskopindag harus bertanggungjawab untuk membantu pengobatan.
“Bersama anggota Komisi B lainnya, kami akan meninjau ke lapangan. Sambil menunggu laporan resmi dari Diskopindag kronologi kejadiannya seperti apa,” ujar Bayu.
Terpisah, Sekretaris Hippama PBM, Zainul Arifin menegaskan, melihat musibah tersebut, pihaknya segera menggelar pertemuan dengan Pemkot Malang. Agar bisa mengambil kebijakan yang menunjang penguatan kondisi PBM.
“Bukan mendesak untuk direvitalisasi seperti keinginan Pemkot Malang selama ini. Kami bersama anggota Hippama lainnya siap swadaya.”
“Mulai bulan ini sudah siap kami jalankan. Ketika uangnya sudah terkumpul, kami laksanakan perbaikan dengan skala prioritas. Karena kami tetap punya alasan yang kuat untuk menolak revitalisasi,” tegasnya. (Iwan Irawan/Ra Indrata)