
KORBAN: Deni Sukma Prasetya, warga di RT 1 RW 2, Kelurahan Purwantoro, Blimbing, menunjukkan beberapa nama warga yang terdampak sekaligus hasil rapat pertemuan di warga, Senin (1/07/2025). (foto : Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Sepuluh rumah warga di RT 4 RW 1 dan RT 1 RW 2, Kelurahan Purwantoro, Blimbing, atap belakangnya rusak akibat keruntuhan puing gedung bangunan bekas Hotel Pajajaran, yang sedang dibongkar, Sabtu (28/6/2025) kemarin.
Deni Sukma Prasetya (40), warga RT 1 RW 2, yang rumahnya terkena bongkaran menyampaikan, tingkat kerusakan atap rumah di sisi belakang sekitar 5 sampai 10 persen. Kondisi yang sama dialami deretan tetangga sebelahnya.
“Saat kejadian saya tidak di rumah. Keluarga yang memberi informasi kejadian itu.”
“Setelah itu, kami sudah berembuk dengan pemborong bangunan hotel Pajajaran tersebut,” terang Deni kepada Malang Post, Senin (30/6/2025).
Ketua RT 1 RW 2, Dwi Setiono menambahkan, Rosul, pemborong bangunan itu punya itikad baik dan mau tanggungjawab untuk memperbaiki kerusakan rumah warga sepenuhnya. Dituangkan dalam surat pernyataan.
“Ketika pembongkaran hotel Pajajaran tidak lagi berdampak pada rumah warga, dia akan segera menyelesaikan perbaikan rumah warga.”
“Sejauh ini, kami terus komunikasi dan koordinasi dengan yang bersangkutan,” tambah Dwi.
Disebutkan pula, sebelum pembongkaran berlangsung sebulan lalu, Rosul juga sudah kulonuwun ke warga. Bahkan, warga diperhatikan dengan memberikan bantuan kendati nilainya tidak begitu besar.
Permasalahan ini, kata Dwi, juga sudah diketahui Pemkot Malang. Dalam hal ini, DPUPRPKP dan Satpol serta lainnya.
Selasa (1/7/2025), perwakilan warga terdampak beserta pihak pemborong, dipanggil rapat di DPUPRPKP Kota Malang.
“Sebelumnya pihak Pemkot ke lokasi pembongkaran. Di sana dilakukan pemasangan garis. Sebelum ada hasil rapat, sepertinya pemborong dilarang beraktifitas,” ucapnya.
Disinggung pemilik Hotel Pajajaran yang mulai berdiri sejak 1985 silam, Dwi dan beberapa warga terdampak lainnya mengaku tidak pernah mendapat perhatian dan kepedulian.
Hanya sekali Candra, pemilik hotel, memberikan beras ke warga saat lebaran.
“Kami sampai lupa, berapa kali pemberian beras itu. Karena setelah itu, tidak ad komunikasi dengan warga di sini,” jelasnya.
Terpisah, Rosul pemborong bangunan, mengakui pihaknya akan bertanggungjawab penuh terharap kerusakan rumah warga. Sekaligus berjanji untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat dampak pembongkaran bekas hotel.
“Dimanapun kami melaksanakan pekerjaan, kami berupaya tidak ingin merugikan orang lain.”
“Kami tidak bicara nilainya, terpenting kami bertanggungjawab.”
“Apalagi sebelumnya kami sudah permisi ke pemangku wilayah. Sekiranya ada yang terdampak, bisa langsung diinformasikan kepada kami,” jawab Rosul saat dikonfirmasi lewat telepon WhatsApp, Senin (30/6/2025).
Pihaknya bersama warga terdampak, juga akan hadir dan mengikuti rapat di kantor DPUPRPKP sekitar jam 10 pagi. Harapannya garis pembatas yang terpasang bisa segera dilepas. Agar pekerjaannya bisa segera diselesaikan dalam seminggu ke depan.
“Kami ingin segera ada solusi terbaik. Karena bersama warga terdampak tidak ada permasalahan secara serius.”
“Kami siap bertanggungjawab memperbaiki seperti semula. Sekarang masih kami tutup, sebagai tindakan darurat untuk mengantisipasi kalau hujan tibamenyelesaikan secara seratus persen seperti semula,” pungkasnya. (Iwan Irawan/Ra Indrata)