
MALANG POST – Komitmen hilirisasi riset dan inovasi dari kampus Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) rupanya tidak hanya program dan slogan kosong belaka. Karena sejak digaungkan oleh Direktur POLINEMA Ir. Supriatna Adhisuwignjo, ST., MT., beberapa waktu lalu berbagai kerjasama dan inovasi terus dibuat.
Salah satu kerjasama yang telah menghasilkan dan fenomenal adalah kerjasama dosen Teknik Informatika POLINEMA dengan pelaku industri advertising Utero Indonesia dari Kota Malang.
Kerjasama kedua pihak ini menghasilkan aplikasi yang diberi nama AIDA (Advertisement Intelligence and Data Analytics). Dimana dengan aplikasi tersebut maka dari papan iklan bilboard yang terpasang di ruas jalan milik Utero Indonesia ini dapat diketahui data real time pengguna jalan yang melintas di sekitar bilboard tersebut.
“Kalau biasanya Billboard itu hanya memasang sebuah visual saja tanpa mengetahui bahwa lokasi ini ramai atau tidak.”
“Biasanya hanya diketahui dari company profile atau penawaran di atas kertas dengan berdasar asumsi, perkiraan atau penghitungan manual. Bersama TI POLINEMA, kita membuat inovasi baru dan yang pertama kali diterapkan di Indonesia.”
“Dimana dengan aplikasi AIDA hasil kolaborasi kita ini klien atau calon pemasang iklan akan dapat langsung melihat kondisi realtime di dekat bilboard apakah ramai atau tidak,” ungkap owner Utero Indonesia, Dadik Wahyu Chang.
Menurut pria penyuka warna merah ini, selain menempatkan camera untuk bisa menampilkan situasi secara live juga dapat menganalisa kendaraan apa saja yang melintas yang terbagi dalam beberapa kategori seperti sepeda motor, mobil ukuran besar, sedang hingga mobil ukuran kecil (city car) dan lain sebagainya.
“Dengan begini calon pemasang iklan dapat mengetahui kondisi umum dan analisa dasar saja seperti jumlah kendaraan yang melintas dalam satu jam, dua jam ataupun selama 24 jam.”
“Tetapi analisa yang lebih dalam tentunya ada di Utero Indonesia sebagai pemilik aplikasi AIDA ini. Dengan bantuan data yang di collecting secara Real Time ini, maka harapannya para calon pemasang iklan di Billboard akan benar-benar dapat mengambil keputusan yang tepat terkait dengan pangsa pasar yang dituju, lokasi billboard yang akan dipasangi iklan dan lain sebagainya.”
“Jadi gak bisa lagi kira-kira atau main asumsi begitu, mereka bisa lihat langsung dan ada datanya,” ujar Dadik.

PEMILIK: Dadik Wahyu Chang, founder Utero Indonesia, bersama Muhammad Afif Hendrawan Skom MT (dosen Teknik Informatika) jurusan Teknologi Informasi dan Bagus Rezky Adhyaksa (mahasiswa Prodi Teknik Informatika) jurusan Teknologi Informasi, dalam acara expo dan pameran riset Polinema 2025. (Foto: Istimewa)
Dengan adanya AIDA ini menurut Dadi membuat Utero Indonesia sebagai pemilik billboard akan dapat memberikan value lebih kepada calon pemasang iklan atau kliennya.
Dikerjakan selama satu tahun sejak tahun 2024 lalu, Dadik dan dosen TI POLINEMA telah berhasil mewujudkan AIDA yang kini prototipe-nya telah diuji coba di beberapa titik billboard milik Utero Indonesia di kota Malang.
“Di Indonesia belum ada yang menggunakan alat seperti ini di billboard dengan menggunakan sistem IOT berbasis AI ini. Tapi jika ada pemilik billboard lain mau memakai AIDA, mereka bisa sewa ke Utero Indonesia yang akan memasang perangkat dan aplikasi AIDA di billboard milik mereka,” ujar Dadik.
Dari hasil ujicoba selama beberapa waktu ini, ternyata AIDA ini juga bisa dipergunakan dengan memanfaatkan sumber daya camera atau internet yang ada di sekitar lokasi billboard.
“Jadi itu menjadi nilai tambah bagi AIDA yang baru kita ketahui setelah uji coba karena ternyata bisa menggunakan source kamera atau internet di sekitar billboard atau akses publik lainnya. Kita sudah coba di Malang dan Surabaya,” jelas Dadik.
Data dan analisa dasar yang dikumpulkan oleh AIDA ini menurut pria berambut gondrong ini dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak termasuk pemerintah daerah seperti kota Malang yang disebut belum memiliki databtrafgic seperti yang dikumpulkan oleh AIDA.
“Setahu saya hanya data CCTV ya belum spesifik data traffic, sehingga Pemerintah Kota Malang dapat memanfaatkan AIDA ini untuk kepentingan Dinas Perhubungan ataupun dari pihak Polresta Malang Kota dan pihak-pihak.lainnyabyang membutuhkan,” tukas Dadik.
Terciptanya AIDA menurut Dadik sebagai wujud konkret dari hilirisasi riset, inovasi dan skill serta pengetahuan akademisi POLINEMA untuk menyelesaikan persoalan atau kebutuhan dunia industri dengan kepakaran yang dimilikinya.
“Dulu kampus itu seperti menara gading yang tidak tersentuh, namun dengan semangat hilirisasi ini akan memberikan dampak nyata kepada masyarakat, industri dan juga mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang memiliki skill sesuai kebutuhan dunia kerja sesungguhnya. Terimakasih POLINEMA untuk kolaborasinya,” pungkas Dadik Chang. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)