
SEPAKAT: Wakil Bupati Malang, Hj. Lathifah Shohib dan Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita, saat meneken perjanjian kerjasama antar daerah. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
MALANG POST – Perjanjian Kerjasama Antar Daerah (KAD) antara Kabupaten Malang dengan Kabupaten Ponorogo, secara resmi diteken saat momen Sekartaji (Sinergi Menuju Ekonomi yang Kreatif, Tangguh, Teruji dan Terdigitalisasi) 2025 x Festival Bromo. Di Hotel Grand Mercure, Kota Malang, Selasa (17/6/2025) pagi.
Wakil Bupati Malang, Hj. Lathifah Shohib, yang meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita.
MoU ini mencakup penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan fasilitasi pemenuhan kebutuhan komoditas cabai, serta bahan pokok lainnya dalam upaya pengendalian inflasi.
“Kerja sama antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Ponorogo dalam bidang pertanian, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan memenuhi kebutuhan kedua daerah,” kata Lhatifah, kepada wartawan, Selasa (17/6/2025).
Politisi PKB ini menyebut, dengan luas lahan pertanian di Kabupaten Malang yang signifikan, potensi surplus produksi dapat dimanfaatkan melalui kerja sama ini.
“Saya berharap kelebihan produksi di salah satu daerah, dapat disalurkan ke daerah lain. Sehingga kebutuhan masyarakat kedua kabupaten dapat terpenuhi,” katanya.
Kerja sama ini juga, tambahnya, diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain. Karena itulah, Pemerintah Kabupaten Malang berencana untuk mengembangkan kerja sama serupa dengan daerah lain di Jawa Timur.
“Dengan demikian, diharapkan para petani dapat terhindar dari kerugian akibat surplus produksi dan harga yang rendah saat panen,” ungkap Wakil Bupati Malang.
Dipilihnya Kabupaten Ponorogo untuk saat ini, sebutnya, karena kedua daerah sama-sama memiliki potensi pertanian yang luar biasa. Jadi sangat memungkinkan untuk dilakukan kerjasama.
“Jika Kabupaten Malang kelebihan produksi, bisa dilempar ke Ponorogo. Demikian pula sebaliknya. Jadi kebutuhan Kabupaten Malang dan Ponorogo, bisa saling terpenuhi,’’ sebutnya.
Dalam MoU yang difasilitasi oleh Bank Indonesia Malang itu, ujar Lathifah, untuk sementara masih di komoditi cabai. Karena setiap kali panen, Kabupaten Malang selalu surplus cabai. Sehingga harus ada modifikasi, inovasi dan ikhtiar-ikhtiar supaya para petani saat panen tidak dirugikan.
“Biasanya kalau saat surplus, harga cabai akan turun. Kemudian saat barangnya tidak ada, barangnya naik. Ini kan merugikan petani.”
“Jadi inilah upaya yang dilakukan pemerintah. Antara lain dengan melakukan KAD.”
“Mungkin nanti tidak hanya dengan Kabupaten Ponorogo. Kita akan tindaklanjuti dengan daerah yang lain di Jawa Timur,” tandasnya.
Selain cabai, Lathifah sangat yakin masih banyak produk hortikultura yang bisa dikerjasamakan dengan daerah lainnya.
Salah satu contohnya, tomat. Lathifah menyebut, saat panen tomat, karena banyaknya di pasaran, sampai petani tidak mau memanen. Karena biaya panen dengan harga jualnya, lebih mahal biaya panen tomat.
“Kondisi tersebut juga perlu dicarikan solusi oleh pemerintah daerah. Jadi jangan sampai hasil pertanian kita yang melimpah, tapi petani justru kesulitan untuk melempar ke pasaran,” tegas mantan Ketua DPC PKB Kota Malang itu.
Sementara itu dalam event Sekartaji yang diinisiasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, juga dihadiri Kepala Bakorwil III Malang, Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur dan Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur.
Dari jajaran kepala daerah, hadir Wali Kota Malang, Wali Kota Pasuruan, Wali Kota Probolinggo dan Wakil Bupati Ponorogo.
Serta jajaran Forkopimda, DPRD Kota Malang, Jajaran Pimpinan Instansi Perangkat Daerah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang dan Kediri, Kepala OJK Malang, Perwakilan Kabupaten Pasuruan, Kota Batu, Kabupaten Blitar, Kabupaten Probolinggo, Para Narasumber serta Pimpinan Perbankan.
Tema Sekartaji 2025 adalah: “Sinergi untuk Ekonomi yang Lebih Tangguh dan Unggul Serta Raih Pertumbuhan Inklusif”. Kebijakan dan tantangan perekonomian nasional 2025, sinergi untuk pemulihan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, mengajak dan mendorong berbagai unsur untuk terus menguatkan ekonomi, khususnya di daerah.
Beberapa unsur yang akan menjadi penyokong diantaranya sektor konsumsi, investasi, belanja daerah dan pembiayaan yang lebih kreatif. (Ra Indrata)