
Tengah pake udeng Dr. Ahmad Imron Rozuli, SE., M.Si., resmi menahkodai FISIP-UB periode 2025–2030 setelah di lantik secara resmi selasa (17/6/2025) di Aula Serba Guna Lantai 8 gedung C FISIP UB. (Foto: M. Abd. Rachman Rozzi/Malang Post)
MALANG POST – Proses pemilihan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP-UB) untuk periode 2025-2030 telah memenuhi titik terang.
Lantaran dalam penjaringan waktu lalu Dr. Ahmad Imron Rozuli, SE., M.Si., meraih suara terbanyak dalam pemilihan calon Dekan FISIP UB dengan raihan 61 suara atau unggul daripada 2 bakal calon yang lain.
Kini Dr. Ahmad Imron Rozuli, SE., M.Si., resmi menahkodai FISIP-UB periode 2025–2030 setelah dilantik secara resmi Selasa (17/6/2025) di Aula Serba Guna Lantai 8 gedung C FISIP UB.
Dalam agenda yang bertemakan pelantikan, serta doa Bersama Kepemimpinan Baru FISIP UB Periode 2025-2030 dan penyampaian program Dekan FISIP UB tersebut Dr. Ahmad Imron Rozuli, juga menyampaikan beberapa program untuk lima tahun kedepannya.
Yang meliputi penekanan tiga aspek penting dalam membangun universitas yang inklusif dan berorientasi pada dampak sosial.
Ketiga pilar ini, menurutnya, bukan hanya jargon. Tetapi akan menjadi kerangka kerja konkret yang akan diterjemahkan ke dalam kebijakan akademik. Tata kelola kelembagaan, serta kolaborasi eksternal kampus. Baik di tingkat nasional maupun internasional.
Membangun pola pikir dan perilaku individu yang inklusif dan terbuka. Membangun tata kelola kelembagaan yang transparan, akuntabel dan responsif. Serta menjalin kerja sama dengan pihak eksternal untuk meningkatkan dampak sosial.
Aspek kedua adalah interkoneksi dan kolaborasi. Dalam hal ini, pihaknya mendorong interkoneksi dan kolaborasi dengan kawasan Indonesia bagian timur.
“Kenapa kita tekankan di Indonesia bagian timur? Karena menurutnya pemerataan di Indonesia belum sepenuhnya.”
“Dimana kalau bagian barat kan “pemain pemain” yang sudah pintar banyak. Mangkanya kita inginkan untuk meningkatkan partisipasi dan kontribusi mereka untuk kemajuan daerahnya.”
Dalam interkoneksi ini, FISIP UB juga berkomitmen mendukung program-program kerja presiden. Seperti rekonsiliasi nasional, pertahanan pangan, dan isu-isu strategis nasional.
“Artinya memang tidak sebatas dalam pola hanya pada lingkup antara kita dengan pihak pemerintah setempat. Tetapi bagaimana kita juga berupaya mendukung program-program kerja pemerintah pusat.”
“Diharapkan dari situ kami bisa menggerakkan sumber daya dalam konteks membangun interkoneksi dan kolaborasi,” ucapnya.
Dengan harapan rehabilisasi NKRI, sekaligus mendukung program strategis yang di lakukan oleh presiden prabowo akan kemajuan di setiap daerah kususnya di wilayah Indonesia bagian timur.
Aspek ketiga adalah internasionalisasi dan dampak sosial. Dalam hal ini, ia ingin membangun reputasi universitas yang berdampak sosial.
Salah satunya dengan menyiapkan arena-arena riset bagi peneliti-peneliti dalam dan luar negeri.
“Selain itu juuga meningkatkan nilai kemanfaatan universitas dalam konteks sosial impact, seperti industri pariwisata, usaha menengah kecil, dan lain-lain dalam konteks sosial dan politik,” tandasnya. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)