
MALANG POST – Di kaki Gunung Bromo. Di ketinggian 1.900 mdpl. Desa Wisata Edelweiss Wonokitri berada.
Desa ini bukan hanya dikenal sebagai gerbang utama Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Tapi juga penjaga budaya dan kearifan lokal Suku Tengger.
Keunikan lanskap pegunungan, tradisi adat dan budidaya bunga edelweiss, menjadi daya tarik wisata sekaligus sumber kebanggaan warga.
Namun, ada sejumlah tantangan yang dihadapi masyarakat Desa Wonokitri. Deforestasi yang meningkatkan potensi longsor adalah salah satunya.
Selain itu, ada juga masalah pengelolaan sampah dari sektor pariwisata, yang belum dilakukan secara berkelanjutan. Serta belum meratanya akses kesehatan dan pendidikan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, program Genera-Z Berbakti dari Bakti BCA, melibatkan mahasiswa sebagai katalis perubahan melalui aksi nyata di lapangan.

Mahasiswa Universitas Brawijaya: Desa Sehat dari Akar Rumput
Tim Universitas Brawijaya (UB), hadir membawa proposal program berjudul: “Adinata Wonokitri: Penerapan Integrasi Inovasi Universitas Brawijaya untuk Transformasi Desa Wisata Adat Tengger Sehat Holistik, menjadi Pusat Ketahanan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kelompok Sindrom Metabolik Berbasis Digital dan Budaya.”
Sebanyak 12 mahasiswa UB, menyusun strategi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Desa Wonokitri terkait penyakit tidak menular (PTM).
Tak hanya memberi pemahaman, mereka juga hendak melakukan pendampingan dan menyusun rencana aksi secara holistik bagi kader kesehatan di sana.
Program kerja berupa deteksi dini sindrom metabolik, manajemen stres berbasis kearifan budaya lokal, serta komunikasi kesehatan berbasis budaya lokal menjadi andalan kelompok UB.
Mereka merencanakan penanganan masalah kesehatan masyarakat di Desa Wonokitri menggunakan pendekatan teknologi dan aman menggelar Smart Medical Checker serta Festival Tengger Harmony Healing Week.

Mahasiswa Universitas Indonesia: Lingkungan, Pendidikan, dan Kesehatan dalam Harmoni
Kelompok dari Universitas Indonesia (UI) membawa program bernama “SAVANA: Sustainable Action for Village, Agriculture, Nature, and Health sebagai Optimalisasi Kesehatan Masyarakat dan Penguatan Ekowisata Alam di Wonokitri melalui Pendidikan, Konservasi Edelweiss, dan Manajemen Sampah Berbasis Komunitas.”
Dalam tim beranggotakan sembilan mahasiswa ini, mereka merancang kegiatan edukatif di alam terbuka yang menyatukan pembelajaran tentang ekosistem gunung, pengelolaan sampah, serta pentingnya gaya hidup sehat untuk anak-anak usia sekolah.
Kelompok UI juga merancang kegiatan workshop pembuatan pestisida organik, pupuk organik, dan bioplastik; serta peningkatan kapasitas bahasa Inggris bagi warga Desa Wonokitri.
Program kelompok UI bertujuan meningkatkan kualitas hidup warga Desa Wonokitri, dan penguatan peran mereka dalam menjaga keindahan tempat tinggalnya melalui cara-cara yang berbasis lokal, Genera-Z Berbakti: Ruang Kolaborasi Mahasiswa untuk Menciptakan Dampak Positif bagi Masyarakat.
Sebagai inisiatif dari Bakti BCA, program Genera-Z Berbakti tidak hanya sekadar persaingan kompetensi dan gagasan antar mahasiswa.
Melalui pendekatan kolaboratif dan transformatif, mahasiswa diajak untuk menjadi agen perubahan sosial.
Mereka akan memperoleh pengalaman berinteraksi langsung dengan masyarakat, mengasah kepemimpinan, hingga mengembangkan inovasi sosial.
Pemenang program Genera-Z Berbakti juga akan mengikuti sesi bootcamp dari Bakti BCA, sebagai sesi pembekalan sebelum para mahasiswa menjalankan program mereka selama kurang lebih satu bulan di desa tujuan.
Siapa di antara tim UB dan UI yang akan berhasil menjadi pemenang, dan mendapatkan kesempatan mengabdi di Desa Wisata Edelweiss Wonokitri? Saksikan keseruan sesi penjurian program Genera-Z Berbakti melalui link bca.id/genzjuara! (*/Ra Indrata)