
MALANG POST- Dalam rangka mengenang perjalanan 125 tahun Yayasan Sekolah Katolik Cor Jesu. Sekitar 500 siswa dari jenjang TK hingga SMA tampil total dalam drama kolosal berjudul “Cahaya Sancta Trinitas” di gedung Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM) pada (4/6/2025).
Pentas seni ini rutin digelar tiap tahun. Kali ini mengangkat kisah heroik para suster Ursulin yang membangun fondasi pendidikan Katolik di Kota Malang.
Dalam topik ini, mereka melewati masa penjajahan hingga menghadapi wabah mematikan. Ratusan pasang mata dari kalangan wali murid, alumni hingga masyarakat umum dibuat terpukau oleh penampilan yang memadukan seni teater, tari dan musik itu.
Tujuan lain pentas seni ini, menjadi puncak rangkaian perayaan ulang tahun ke-125 Yayasan Cor Jesu yang telah berdedikasi dalam dunia pendidikan sejak 1899.
CJAP tahun 2025 merajut kolaborasi lintas generasi dan jenjang. Mulai dari tawa riang anak-anak KB-TK, semangat SD, kreativitas SMP hingga kematangan SMA dan SMK Cor Jesu, semua bersatu padu.
Tak hanya siswa, alumni, para pendidik, serta staf kependidikan turut ambil bagian, memperkaya sajian seni yang disuguhkan.
“CJAP bukan cuma pertunjukan seni, ini adalah cerminan nyata dari proses pendidikan yang mengukir karakter dan memantik kreativitas siswa,” tutur Agatha Ariantini, M.Pd., M.Psi., Kepala SMAS Katolik Cor Jesu dengan bangga.
Beliau menuturkan bahwa gelaran akbar ini berakar dari mata pelajaran seni budaya.
“Sebenarnya CJAP ini adalah ujian praktik untuk siswa kelas 10 dan 11, tapi karena momen istimewa 125 tahun karya Suster Ursulin di Malang, kami sengaja mengangkatnya menjadi lebih besar,” ungkapnya.

Sebanyak 500 siswa KB hingga SMAK Cor Jesu menampilkan drama perjuangan suster Ursulin pada (5/6/2025) malam. (Humas Cor Jesu for Malang Post)
Agatha juga menekankan filosofi kebebasan berekspresi dimana para siswa dibiarkan memilih bidang seni yang mereka sukai, tanpa intervensi.
“Kalau dia memilih tari meskipun sebenarnya lebih jago menyanyi, kami tidak akan memaksanya pindah. Kami menghargai pilihan dan prosesnya,” imbuhnya, menunjukkan komitmen Cor Jesu pada pengembangan potensi otentik siswa.
Di satu sisi Ketua Yayasan Dhira Bhakti yang menaungi Cor Jesu yakni C. Fitri Murniati, OSU, menyampaikan rasa bangga yang mendalam atas terselenggaranya CJAP 2025.
“Ini adalah puncak dari rangkaian perayaan 125 tahun kami. Kami sudah mengadakan misa syukur pada 5 Februari lalu, berbagai lomba, kegiatan sosial, hingga program peduli lingkungan. Dan CJAP adalah klimaksnya,” jelasnya.
Ia mengenang masa-masa sulit pendudukan Jepang, ketika banyak suster non-Indonesia ditahan dan properti direbut.
“Kami kehilangan beberapa rumah karya, tapi kami tetap bertahan. Semangat Bunda Angela terus hidup melalui karya ini,” katanya, suaranya sarat haru.
Dengan aura Cahaya Sancta Trinitas, CJAP 2025 bukan hanya panggung pertunjukan yang megah. Melainkan cermin sejarah yang kaya, cinta kasih yang tak lekang, dan dedikasi abadi para Suster Ursulin untuk kemajuan pendidikan di Malang.
Perayaan ini membuktikan bahwa seni adalah jembatan yang kuat untuk melestarikan warisan spiritual dan intelektual, terbungkus indah dalam kreativitas lintas generasi. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)